Pagi masih saja sama
Langitku tak begitu luas terdiam
Memijak tanah yang dingin karena embun
Aku yang mulai membantah lelah
Lalu berusaha melawan marah
Karena langkah semakin tak berarah
*
Laguku tak lagi berirama
Terselip perih dalam setiap liriknya
Dengan nada yang kemudian menghilang
Bersaing dengan jerit kesakitan
Lalu bersembunyi dari mata yang mulai memerah
Saat rasa yang terlampir mulai terlempar
*
Kopiku tak lagi nikmat
Tak kurasa orgasme dalam setiap tegukannya
Hanya menyisakan pertanyaan tentang arti kerinduan
Tanpamu semua ambyar….kopiku hambar
Aku mulai menggila rindu kopi tubrukku
Merindu kamu…..rindu kamu Mas
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Semarang Coret, 05122012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H