Sosok idealis tidak hanya ada di dalam kampus. Bisa jadi idealism dalam kampus hanya idealism “parsial”. Yang karena pasrisalnya itu maka sebagian besar pemuda jd jumud. Tak mampu bertindak apapun. Hanya jd penodong dan penonton.
Masa muda yang kata bang Haji Roma adalah masa yang berapi-api, maka sudah selayaknya pemuda itu harus terbakar. Lho? Bakarnya jangan pake api dong. Pake semangat kawan!. Semangat berkarya. Semangat memberi. Semangat membangun. Dan semangat berkerjasama.
Masih ingat peribahasa (sering banget saya temui dibuku tulis sidu waktu mah sekolah dasar) “experience is the best teacher”. Tebak mengapa bukan “lecture”?. Yaps kamu benar. Kalo lecture dikampus. Kalo Teacher itu di sekolah, kerjanya bukan cuap2 dan buat buku saja. Tapi berkarya. Membentuk karakter. Dan tentunya “Teacher itu” ada dmana-mana. Tidak seperti “lecture” adanya di “university” aja. (BBs ini:Bisa-bisanya Saya aja)
Tapi ada hal yang lebih penting dari istilah tersebut. It’s abaout “experience”. Pengalaman. Asal katanya alam. Saya pikir kawan-kawan sudah bisa tebak jalan pemikiran saya. Jd tidak perlu panjang lebar saya bercerita. Langsung pada intinya saja.. “back to nature”. Masyakat kita bukan ada di gedung putih, tapi di di tanah pipih. Masyarakat itu bukan ada di gedung sate, tapi yang jualan sate n nyiapin lidinya. Masyakat itu bukan yang tinggal di dalam istananya, tapi mereka yang sibuk membuat istana. Nature. Mereka ada di alam, bukan di dalam gedung!
Gerakan Kepemudaan. Dimulai sejak dulu. Bahkan sejak nabi adam. (g ada sejarah yg bilang nabi adam udah tua baru dibumi). Gerakan dimulai dengan adanya keingin perubahan kearah yang lebih baik. Bahkan jika mampu sangat baik.
Sedikit saja. Saya ingin bicara tentang gerakan keperempuanan. Gerakan yang sebenarnya sangat layak di perbincangkan dan segera “move on”. Diperbincangkan bukan karena issue keperempuanan itu sangat banyak. Tapi karena memang kebutuhan kemanusian keperempuanan itu juga seabrek. Dan ketidak terpenuhan kebutuhan itu kemudian menyebabkan munculnya problem, sehingga di butuhkan solusi.
Pergerakan keperemmpuanan sudah semesti bukan gerakan ekor. Tapi ia gerakan yang memang muncul atas dasar kesadaran. Kesadaran bahwa ada problematika keperempuanan yang harus segera diselesaikan. Maka wajib bagi perempuan itu sendiri mengakaji permasalahan itu. Bukankah 50% jawaban dari malasalah ada kita mengetahui masalah itu sendiri?
Tak layak jika pemuda(i) hanya diam saja dalam lingkup kecil kehidupannya tanpa mau keluar kewilayah yang bisa jadi dia sangat dibutuhkan. Jangan jadi katak dalam tempurung.
Mari jadi cendikiawan muda (muslim) yang berbobot. Cerdas dan berintelektual. Kaya pengalaman. Dan menjadi bijaksana.
Tak mengapa saat bergerak nama kita di kenal. Karena bergerak itu keniscayaan bagi yang hidup. Dan nama dikenang hanyalah keniscayaan bagi si mati.
Bangkit Pemuda Indonesia