Politik: yang tak lincah berkelit dapat tergelitik
tak pandang proletar atau kaum elit
tak harus benar atau membuat problematikÂ
musuh politik tetap harus dilibas habis.
Begitulah sepenggal kisah dalam negara demokrasi
 berbagai aksi dan ekspresi diejawantahkan untuk memuncukalkan simpati
Benarkah semua murni untuk pertiwi? Atau sekedar sebuah langkah untuk kepentingan pribadi?
Teori hukum politik tak menutupi dimana posisi hukum berkedudukan lebih lemah apabila dihadapkan dengan politik,Â
ditengah tolak tarik antara politik dan hukum dinamikanya akan berbeda tergantung siapa yang berkuasa,
oleh karenanya hukum dan politik harus berafiliasi seimbang guna tak melahirkan "abuse of power"
How awesome this country
bukan sebuah dongeng tapi realiti tanpa sutradara tanpa acting
satu tragedi maupun situasiÂ
mampu menjadi panggung interaksi antara pengamat politik, pejabat publik, pembisnis, akademisi dan seluruh lapisan masyarakat madani untuk bersumbangsih menghindari krisis kecintaan murni pada ibu Pertiwi.
Hai kamu,
iya kamu para elit politik,
kamu para pejabat publik,
kamu para pemegang  proyekÂ
kamu yang ditingkat pusat, daerah atau sekedar ecek-ecek
dan siapapun kamu para subyek inti di negara ini, tanyakan lagi kepada hati nurani, BENARKAH RANGKAIAN DIKSI INI?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H