Mohon tunggu...
Maulida Maulaya Hubbah
Maulida Maulaya Hubbah Mohon Tunggu... Penulis - Survive for Future

Mahasiswa Hukum Tata Negara

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cari Pilihanmu atau Menerima Perjodohan?

8 Juni 2021   21:40 Diperbarui: 8 Juni 2021   21:45 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Setiap insan memiliki perbedaan pandangan mengenai kedua pilihan tersebut, menemukan jodoh dengan cara mencari pasangannya sendiri atau menerima apa adanya dengan jodoh yang tentukan kedua orangtuanya.

Sekelompok orang meyakini saat ini bukan lagi zaman Siti Nurbaya bukan lagi era perjodohan, tiap anak diberi kebebasan memilih pasangannya sendiri dengan kriteria dan type yang ia kehendaki, dalam kelompok ini orangtua berkedudukan sebatas merestui hubungan anak mereka dengan pasangan pilihannya, dasarnya ialah "seng penting anakku seneng karo pilihan e dewe".

Pertanyaannya sekarang, apakah seorang anak mampu menemukan jodohnya dengan baik? Apakah ia mampu menilai calon imamnya dapat menuntunnya? Apakah ia mampu melihat tabiat pasangannya dapat menjamin kebahagiaanya dinua akhirat?

Benar jodoh memang sudah ditentukan dan telah tertulis dalam ketetapanNya, namun jodoh dan keinginan mendapatkan pasangan sempurna dapat diupayakan, Allah pasti mendengar tiap-tiap do'a hambaNya dan tau tiap-tiap perilaku hambaNya, mana tau kau ditulis dengan jodoh yang amat sempurnanya namun karena kelakuanmu dalam menentukan langkah dan mengambil putusan dalam kehidupan dan garis muallaqmu, beriringan takdir mubrammu berubah membuntuti dan berlaku sebaliknya tertulis jodohmu teramat buruknya namun karena kau memilih takdir muallaqmu dengan tepat jodohmu membuntutinya. Siapa bilang tidak bisa? Allahua'lam tetapi kita tidaklah boleh berburuk sangka pada sang Khalik.

Jika pilihanmu dalam memilih pasangan tepat dapat membina rumah tanggamu, selamatlah kamu, tetapi jika tidak, pahit ludah kau telan sendiri, bagaimana tidak? Kau yang memilihnya kau jugalah yang akan menanggung resikonya? Pada siapa kau dapat mengeluh dan mengadu penyesalanmu itu? Tidak ada, bahkan orangtuamu tak segan-segan berkata "seng sabar, iki pilihanmu dewe toh? 

Wes balekno nang Gusti Allah, piye neh wes rabi kok, wes duwe anak kok" bla bla bla dan panjang lagi 75% orangtua akan berucap hal yang sama seperti berikut tatkala anaknya memilih menikah dengan pasangan pilihannya bukan pilihan orangtuanya, Lebih sadis orangtua bahkan melontarkan kalimat tak pantas di tengah kesedihan sang anak "kapok, kongkon sopo rabi karo koe? 

Wes tak golekno seng apik kok io malah milih cah lanang koyok kui? It's so hurt guys!!! perlu digaris bawahi bukan berarti orangtua tidak peduli, namun orangtua memilih untuk mengajarkan anak bertanggungjawab atas pilihannya dan dewasa menghadapi permasalahan. Tidaklah ada yang membenarkan penyesalanmu kecuali Tuhanmu, tempat engkau kembali mengadu dan berkeluh kesah. Berat? Jelas berat!

Perbedaannya jika jodoh yang dipilihkan orangtuamu di dalam perjalanan bahtera rumah tangga tak sesuai ekspektasi, para orangtua turut merasakan penyesalan yang diderita anaknya, sebab campur tangannya menentukan pasangan hidupmu.

Sekarang tinggal kau yang menentukan siapa yang akan menjadi pasanganmu, ingat, jodohmu adalah cerminanmu, perbaiki dirimu sehingga jodohmu disiapkan Yang Maha Kuasa. (M2h_)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun