Mohon tunggu...
Flora Febrianindya
Flora Febrianindya Mohon Tunggu... -

a learner. a young dreamer. an admirer. nengflora.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ketika Masa SD Ku Telah Jauh Terlewat

23 Juli 2010   05:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:39 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_201834" align="aligncenter" width="300" caption="di salah satu SD di Pejaten"][/caption] Pagi ini aku ikut membantu kakakku yang sedang magang di salah satu SD negeri di dekat rumah. Magangnya sendiri adalah menjadi guru "dadakan" yang selama 40 menit memberikan berbagai edukasi tentang kesehatan pada anak-anak murid. Contohnya tentang cara mencuci tangan yang baik, juga tentang macam-macam jajanan yang sehat, dan lain-lain. Magangnya berlangsung selama satu bulan, tiga kali seminggu. Kakakku sendiri sedang melanjutkan sekolah di bidang Kesehatan Masyarakat di salah satu PTN. Karena sekarang dia juga sedang mengandung tiga bulan, jadi dipilihlah magang di dekat rumah. Di sebuah SD negeri yang belum terlalu "maju" dibanding SD di sekitarnya. Tugasku hanya bantu foto-foto untuk dokumentasinya aja. Ke SD itu, aku pergi naik sepeda dan aku lupa kalau aku cuma pakai sandal jepit, jeans dan kaos. Hehehe lupa, saking deketnya sama rumah. Untungnya aku langsung masuk kelas dan nggak perlu ketemu sama kepala sekolahnya. Masuk kelas, aku langsung diberikan tatapan asing dari si murid-murid. Murid-murid disana, WOW, berisik dan nggak bisa diam! kakakku sendiri kewalahan, dan jadi gualak banget. hahaha. aku hanya bisa cengar-cengir, karena sejak hamil, kakakku nggak pernah ngomel-ngomel sama adik-adiknya lagi(termasuk aku). Eh sekarang dia harus menghadapi 35 murid SD yang semuanya ngomong sendiri-sendiri. Aku jadi inget guru SDku yang dulu juga galak banget. Ternyata memang susah mendiamkan anak2 murid, jadi harus pakai suara keras plus hukuman. entah itu disuruh pindah duduk atau disuruh piket bersihin kelas. Belum lagi anak-anak SD itu spontan kalau nyeletuk atau ngomong sesuatu, dan itu terjadi pada 35 murid dengan satu guru. Rambutku aja ditarik-tarik oleh murid-murid yang duduk di belakangku. Ampun deh! Ketika sudah beranjak dewasa begini, aku jadi sadar kalau "kayaknya aku juga buandel buanget waktu SD". Juga aku ngerasa kalau waktu aku kecil, mamaku galak. Ternyataaaa, ya memang sulit menghadapi anak-anak pada umur segitu yang penuh ego. Aku dan kakakku yang cuma beda 3 tahun, plus mamaku yang sedang mengandung adikku. hahaha. kalau dulu, aku pikir mamaku kejam, bahkan berfikiran kalau dia ibu tiri. (hahaha namanya pikiran juga anak SD) tapi jelas setelah dewasa begini, aku jadi mikir, wajar banget kalau mamaku begitu, lha wong anak-anaknya cerewet semua! hehehe... Dalam geng-gengan anak SD, aku masuk ke kelompok anak-anak perempuan yang jarang main. Pulang langsung pulang, takut dimarahin mama. hehehe. Uang jajan selalu disisain, karena nggak berani kalau minta mama lagi. minta apa-apa takut, karena takut dimarahin mama. apa-apa nggak berani karena takut dimarahin mama. hahahaha. kalau inget sekarang sih ketawa juga ya, baru ngerti kalau sulit banget jadi ibu yang bekerja, punya anak perempuan dua, ditambah perut yang mengandung, dan juga belum punya pembantu rumah tangga. Aku dan mama sering ketawa kalo inget jaman-jaman kecil dulu. Balik lagi ke cerita menghadapi anak-anak SD. Ketika aku keluarkan kamera, mau foto-foto mereka, aduhh kelas langsung berisik! semuanya ingin ikut difoto. semuanya langsung lari kesana kemari. Bau matahari karena baru selesai istirahat, baju dan celana yang sudah nggak rapi, plus mulut mereka yang nggak berhenti nyeletuk. hahahahaha. Pulangnya, mereka ikut cium tangan ke aku. Aduh malu, aku kan cuma pake sendal jepit, dan belum jadi bu guru, hehehhe. Beberapa bulan lalu di tempat magangku, aku sempat juga ikut kegiatan Marcomm di perusahaan tsb. Acaranya mengunjungi beberapa SD di Jakarta dan Bekasi. Wah, setiap harinya aku menemui tipe anak yang berbeda-beda. Ada yang manis, ada yang hobi ngobrol, yang pintar, yang nakal, dan lain-lain. Menurutku, anak-anak di sekolah bagus/besar lebih tertib dari anak-anak yang letak sekolahnya "lebih pinggir". Bukan maksud mengecilkan, mungkin anak-anak yang sekolahnya "lebih pinggir" itu jauh lebih excited menyambut hiburan di sekolah mereka. apalagi banyak hadiah yang dibagikan. Beda dengan anak-anak di sekolah bagus yang lebih "santai" ketika ada hiburan, dongeng dan hadiah. [caption id="attachment_201835" align="alignleft" width="300" caption="di SD Menteng 02 (maaf kalo salah nyebut sekolah.. :D )"][/caption] [caption id="attachment_201838" align="alignleft" width="300" caption="ini yang kakak saya ajarkan di kelas"][/caption] [caption id="attachment_201840" align="alignnone" width="300" caption="ini namanya Awal, murid SD dekat rumah :D"][/caption] [caption id="attachment_201842" align="alignnone" width="300" caption="ini di salah satu SD di Kebon Jeruk"][/caption] [caption id="attachment_201844" align="alignnone" width="300" caption="kita narsiiis... hehehee :D"][/caption] Banyak hal unik dan lucu yang kulihat dari jalan-jalanku di beberapa SD. Ada mereka yang sibuk memperlihatkan keeksistensian mereka dengan HP Qwerty berbagai merk. Terlihat juga "pentolan-pentolan" sekolah, biasanya anak kelas 6, yang merasa paling punya kuasa. Ada juga anak-anak yang senaaaang sekali melihat "om badut". mungkin mereka belum mengerti kalau badut itu, isinya manusia. hehehe. Tapi aku juga sempat mendengar beberapa istilah-istilah kasar yang beberapa dari mereka ucapkan ke teman yang lain. Bahkan, di kelas kakakku mengajar kemarin, ada anak yang izin ke kamar mandi, dan sampai di pintu dia malah cengar-cengir ke hadapan teman-temannya, memperlihatkan kalau dia berhasil keluar kelas. ckckck... [caption id="attachment_201848" align="alignnone" width="300" caption="buku gambar anak kelas 3SD, tulisannya ANTI VIKING ?!"][/caption] [caption id="attachment_201849" align="alignnone" width="300" caption="menurut pengakuan si anak, ini hasil nyeplak... hehehee"][/caption] Aku sendiri waktu kecil, hobi banget main boneka barbie (dulu punya tapi diumpetin orangtua karena jadi lupa belajar, dan sampai sekarang masih suka berlama-lama liat2 di stand barbie di mall..hehe), orang-orangan dari kertas (apa ya namanya, BP?), halma, monopoli, ular tangga, petak umpet, congklak, bola bekel, dan lain lain. Banyak mainan yang masih suka aku mainin, contohnya monopoli dan halma, yang sepertinya nggak punya masa kuno atau kadaluwarsa untuk dimainin. hehehe. Dulu juga aku koleksi kertas file, dan bando warna-warni. hehehehe. jadi kangen masa kecil... kalau bisa sih kepingin puas-puasin main dan jadi lebih rajin supaya dipuji orang tua. hehehehe. Dan, nggak dimanapun, pasti ada gadis-gadis cantik yang jadi primadona. Prikitiwww... gadis-gadis cantik yang sepertinya akan jadi idola lawan jenis ketika mereka beranjak remaja nanti. [caption id="attachment_201850" align="alignnone" width="300" caption="ini namanya Luna, murid di salah satu SD di Kebon Jeruk. cantik yaa :)"][/caption] [caption id="attachment_201856" align="alignnone" width="300" caption="ini Audy, murid TK di Cikarang. dia sempat mengecup pipiku sebelum pulang... hehe"][/caption] Memang enak jadi anak-anak, tapi tidak mudah menghadapi anak-anak :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun