peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar hingga pendidikan yang menengah dan mengarah. Seorang pendidik juga berperan sebagai perencana dan pengatur dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pencerah semesta, pemberi cahaya bumi. Oleh karena itu, guru tak boleh mogok, berhenti, atau menyembunyikan ilmu. Allah marah atas orang yang menyembunyikan ilmu. Disebutkan dalam suatu hadits riwayat Abu Daud dan Tirmidzi bahwa: : "Barang siapa ditanya tentang suatu ilmu yang ia ketahui kemudian ia menyembunyikannya (tanpa menjawabnya), maka kelak ia dikendalikan di hari kiamat dengan kendali yang terbuat dari api neraka (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)"
Pendidik merupakan seorang yang memiliki tugas utama dalam mendidik, mengajar membimbing. mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasiManusia dapat menggali,mengenali,mengetahui bahkan memahami suatu ilmu bagi kebaikan hidup yang dijalankannya dalam kehidupannya.Namun, meski setiap orang memiliki hal-hal tersebut,masing-masing dari peserta didik memiliki kapasitas yang berbeda-beda, kadar, kebiasaan, dan kecerdasan yang dimikinya berbeda-beda. Karenanya seorang pendidik yang memerhatikan situasi peserta didik (qadri uqulihim) menjadi kata kunci dalam proses pengajarannya. Pendidik dalam khazanah pendidikan islma disebut dalam berbagai identitas seperti: Murabbi, Mu'allim, Muaddib, dan Mudarris, Uswatun hasanah atau contoh seorang guru profesional yang paling baik dan kompeten ialah Nabi Muhammad SAW.
Firman Allah yang menjelaskan kedudukan pendidik dapat dilihat dalam QS. al-Mujadalah/58:11. Merujuk pada penjelasan/tafsir al-Marg, ayat ini menjelaskan bahwa Allah mengangkat orang- orang mukmin yang melaksanakan segala perintah-Nya dan Rasul- Nya dengan memberikan kedudukan yang khusus, baik dari segi pahala maupun keridaan-Nya, bahkan materiil. Makna ayat ini dapat dielaborasi lebih jauh bahwa siapapun yang melaksanakan perintah Allah dan rasul-Nya dengan komitmen yang tinggi, termasuk yang mempelajari ilmu dengan memperoleh dua keuntungan, prestasi dan prestise. Prestasi dan prestise ini akan diapresiasi orang, baik dalam bentuk ucapan maupun apresiasi ekonomi. Beberapa sikap/karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pendidik ialah: a) Al-amanah(dapat dipercaya), b) As-shidiq(jujur), c) Al-ukhuwah(rasa persaudaraan), d)Al-adl(adil), e) Al-afwu(pemaaf), f) Al-haya(malu), g)Ar- rahman(kasih sayang) h) As-shabr(sabar), i)At-ta'awun(tolong menolong), j) Ikhlas, k)Berilmu.
Secara etimologi peserta didik dalam bahasa Arab disebut Tilmidzun(murid/orang-orang yang menginginkan pendidikan), dan Thullab(orang yang mencari maksudnya mencari ilmu). Seorang pesera didik yang dijadikan sebagai objek untuk dididik dalam arti diciptakan,dipelihara,diatur,diurus,diperbarui,diperbaiki melalui kegiatann pendidikan yang dilakukan secara bersama-sama dengan seorang pendidik. "Untuk mewujudkan peserta didik yang berkualitas berdasarkan tinjauan hadis dapat dikemukakan bahwa Rasulullah saw,menjelaskan bahwa ilmu itu hanya diperoleh dengan belajar. Artinya, seseorang tidak bisa hanya bercita-cita, akan tetapi harus di iringi dengan ikhtiar. Orang-orang yang berikhtiar untuk belajar, kelak akan dikaruniai kepahaman agama yang pada akhirnya akan menghantarnya menuju kemuliaan dan kebaikan." H.R Bukhari yang bersumber dari Muawwiyah Khatiban.
Karakteristik/sifat ideal yang dimiliki seorang peserta didik dalam perspektif hadits ialah: 1) Niat karena Allah, Belajar dengan niat ibadah dalam rangka taqarrub kepada Allah, sehingga peserta didik dituntut membersihkan dan mensucikan jiwanya dari akhlak yang rendah dan watak yang tercela (al- takhalli) "Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan" H.R Bukhari & Muslim. 2)Sabar,Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa kesabaran terdiri dari pengetahuan, keadaan, dan amal. Pengetahuan didalamnya seperti pohon, keadaan seperti ranting-ranting, dan amal seperti buah. Atas dasar pengertian ini, Imam al-Ghazali mengatakan bahwa maslahat keagamaan terdapat dalam kesabaran, sehingga dalam diri manusia harus timbul kekuatan dan dorongan untuk melakukan kesabaran. "Siapa yang sungguh-sungguh berusaha untuk bersabar maka Allah akan memudahkan kesabaran baginya. Dan tidaklah seseorang dianugerahkan (oleh Allah) pemberian yang lebih baik dan lebih luas (keutamaannya) dari pada (sifat) sabar." (HR. Al-Bukhari dan Muslim). 3)Jujur, Salah satu sifat/karakteristik seorang peserta didik yang dapat menentukan kepercayaan orang lain, baik guru maupun teman sesamanya, adalah kejujuran. Jujur dapat ditandai dengan sikap terbuka atas apa yang sebenarnya ada atau terjadi pada dirinya. 4)Qana'ah, ialah menerima cukup merupakan kekayaan yang sebenarnya. Rasulullah juga menyampaikan bahwa bukanlah kekayaan itu lantaran banyak harta, melainkan kekayaan ialah kekayaan jiwa.5)Tawadhu, yaitu mengakui kebenaran dari orang lain dan rujuk dari kesalahan kepada kebenaran. "Dan sesungguhnya Allah mewahyukan padaku untuk memiliki sifat tawadhu'. Janganlah seseorang menyombongkan diri (berbangga diri) dan melampaui batas pada yang lain."(HR. Muslim). 6)Toleran, imam Al-Ghazali menjelaskan yang dimaksud ialah peserta didik hendaknya menghindarkan perbedaan yang menyebabkan perpecahan demi meraih lezatnya persaudaraan. 7)Tha'at, "Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta tidak mengerti hak ulama" H.R Ahmad. 8)Tawakal, berarti pengandalan hati kepada Tuhan Yang Maha Pelindung karena segala sesuatu keluar dari ilmu dan kekuasaan-Nya, sedangkan selain Allah tidak dapat membahayakan dan tidak dapat memberinya manfaat. 9)Khauf dan Roja',Harapan (raja') dan takut (khauf) termasuk kedudukan para penempuh jalan Allah dan keadaan para pencari ridha Allah. Sifat yang menimbu ditunggu apabila menimbulkan kesedihan di hati dinamakan rasa takut. Jika menimbulkan kegembiraan maka dinamakan harapan.
Sumber/Referensi:
al-Bukhari, A. '. -L. (1994). Sahih al-Bukhari. Dar al-Fikr.
al-Hanafi, a.-Q. A.-'. (2011). Tafsir Ab Su'd:Irsyd al-'Aql al-Salim il Mazy al-Kitb al- Karim. Al-Azhar: Dr al-Tawfiqiyyah li al-Turs.
Amirudin, N. (2020). KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK YANG IDEAL PERSPEKTIF AL- QURAN DAN HADITS. TADARUS: Jurnal Pendidikan Islam, 68-82.
Devianti, Rika. Suci Lia (n.d.). URGENSI ANALISIS KEBUTUHAN PESERTA DIDIK TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN. Sari Sari Jurnal.
Hajar, Ibnu. A.-A. (2007). Terjemahan Lengkap Bulughul. Jakarta: Media Eka Sarana.
Hasbiyallah, Moh, Sulhan. (2023). HADIS TARBAWI. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Juwita, S. (2023). Konsep Pendidik Tinjauan Hadits dan Aktualisasinya Dalam Pendidikan. Jurnal Pedagogie.
Karman, M. (2018). Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. Bandung: PT Reamaja Rosdakarya.
Miharja, S. (2017). PESERTA DIDIK DALAM PERSPEKTIF HADITS. JISPO.
Mustinda, L. (2002, Januari 4). Surat Al Baqarah Ayat 30, Manusia Sebagai Khalifah di Muka Bumi. Retrieved Oktober 9, 2023, from DetikEdu: https://media.neliti.com/media/publications/195176-ID-peserta-didik-dalam-perspektif- hadits.pdf
Nita, A. (2005). Pendidikan dalam Perspektif Hadis. Jakarta: Proyek Pengadaan Buku Dasar UIN. 30 Nizar, R. d. (2009). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulya.
Saifullah. (2010). Nalar Pendidikan Islam: Ikhtiar Memahami Pendidikan Islam Dalam Berbagai Perspektif. Bandung: Ciptapustaka.
Tafsir, A. (1999). Hadits Tarbawi. Bandung: Program Pascasarjana IAIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Umar, B. (2010, Desember 2). Pendidik Dalam Perspektif Hadits. Retrieved Oktober 8, 2023, from Blogspot.com: http://bukhariumar59.blogspot.com/2010/12/pendidik-dalam- perspektif-hadis-syarat.html?m=
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H