Mohon tunggu...
NENG APRIANTI
NENG APRIANTI Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa Magister Akuntansi - Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55523110012 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaaan Pajak - Prof. Dr. Apollo Daito, S.e., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemeriksaan pajak : Audit Sektor Usaha Perkebunan Sawit PT Gua Selomangleng

12 Desember 2024   23:42 Diperbarui: 12 Desember 2024   23:49 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam menentukan jumlah sampel ketika ukuran populasi tidak diketahui, dapat digunakan Cochran's Sample Size Formula. Cochran's Sample Size Formula adalah rumus yang digunakan untuk menghitung ukuran sampel minimum yang diperlukan dalam penelitian. Menentukan jumlah sampel yang tepat adalah langkah penting agar hasil analisis memiliki tingkat kepercayaan dan presisi yang dapat diterima.

Dasar Penentuan Jumlah Sampel

Jumlah sampel yang ideal bergantung pada beberapa faktor utama:

  • Tingkat Kepercayaan (): Tingkat kepercayaan adalah seberapa yakin kita bahwa sampel yang diambil akan merepresentasikan populasi. Biasanya, tingkat kepercayaan 95% (=1,96) digunakan, yang berarti bahwa ada kemungkinan 95% hasil penelitian mencerminkan kondisi populasi sebenarnya.
  • Proporsi Populasi (): Proporsi populasi adalah perkiraan berapa persen dari populasi yang memiliki karakteristik tertentu yang kita teliti. Jika tidak ada informasi awal, nilai default =0,5 digunakan, karena memberikan ukuran sampel maksimum (konservatif).
  • Margin Kesalahan (): Margin kesalahan adalah batas toleransi deviasi antara hasil sampel dan parameter populasi sebenarnya. Contohnya, =0,05 menunjukkan bahwa hasil analisis sampel diharapkan memiliki kesalahan maksimal 5%.

Olahan Penulis
Olahan Penulis

Cochran's Formula memberikan ukuran sampel minimum yang memadai untuk merepresentasikan populasi dengan tingkat kepercayaan dan margin kesalahan tertentu. Asumsi p=0,5 memastikan hasil konservatif yang mencakup variasi populasi terburuk, sehingga cocok digunakan ketika informasi tentang populasi terbatas atau tidak diketahui. Proses ini memberikan dasar statistik yang kuat untuk mendukung analisis yang valid dan reliabel.

Interprestasi Hermeneutis Data Matematis:

  1. Pemahaman Konteks Audit (Hermeneutika Praktis): Dalam Sampling Audit, auditor membutuhkan data yang representatif untuk mengambil kesimpulan. Penggunaan Rumus Cochran mencerminkan prinsip dasar statistik, yaitu memastikan bahwa data sampel mencerminkan populasi dengan margin kesalahan tertentu. Pendekatan hermeneutis memungkinkan auditor memahami data ini tidak hanya sebagai angka, tetapi sebagai alat penting untuk pengambilan keputusan yang objektif dalam konteks audit.
  2. Asumsi Filosofis dan Prinsip Pemahaman: Dilthey berpendapat bahwa memahami berarti memasukkan pengalaman hidup ke dalam interpretasi. Dalam hal ini:
    • Asumsi Proporsi Populasi (p = 0,5): Angka ini mencerminkan ketidakpastian maksimum (ketiadaan data awal). Dalam konteks hermeneutis, auditor harus memahami alasan dan keterbatasan asumsi ini, lalu memaknainya sebagai upaya mencapai kesimpulan yang paling objektif dalam situasi yang ambigu.
    • Tingkat Kepercayaan (95%): Auditor memahami tingkat kepercayaan ini sebagai kerangka kepercayaan yang diberikan kepada sampel dalam mengukur populasi.
  3. Relevansi untuk SA530: Dalam standar SA530, prinsip sampling bertujuan untuk membantu auditor mencapai keyakinan memadai mengenai elemen-elemen yang diuji. Interpretasi hermeneutis memungkinkan auditor memahami bagaimana ukuran sampel dipilih tidak hanya sebagai pemenuhan prosedur teknis, tetapi juga sebagai langkah menuju transparansi, validitas, dan keadilan dalam laporan audit.
  4. Proses Pemaknaan: Mengacu pada Dilthey, auditor dapat melihat perhitungan ini sebagai proses pemahaman tiga lapis:
    • Objektifitas: Menggunakan data statistik untuk menentukan ukuran sampel.
    • Subjektifitas: Memahami bagaimana angka-angka ini memengaruhi keputusan mereka dalam konteks audit tertentu.
    • Interkoneksi: Menghubungkan hasil perhitungan ini dengan tujuan utama audit, yaitu memberikan keyakinan yang memadai kepada pengguna laporan keuangan.

Pendekatan hermeneutis ala Dilthey memungkinkan auditor menginterpretasikan data matematis dalam rumus Cochran sebagai alat untuk memahami dan menilai situasi yang kompleks secara holistik.

Soal Kuis 13_Pemeriksaan Pajak_Pertanyaan 1_Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG & olahan Penulis
Soal Kuis 13_Pemeriksaan Pajak_Pertanyaan 1_Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG & olahan Penulis

Interpretasi hermeneutis Wilhelm Dilthey pada data matematis dari persamaan logaritma terkait SA320 (Revisi 2021), yang membahas materialitas dalam audit.

1. Pendekatan Hermeneutika dalam Konteks SA320

Dilthey menekankan bahwa pemahaman harus mencakup konteks historis, pengalaman, dan tujuan. Dalam hal ini, konteks SA320 terkait dengan bagaimana auditor menentukan materialitas untuk mengevaluasi risiko kesalahan penyajian dalam laporan keuangan.

  • Konsep Matematis (Logaritma):
    Persamaan Log3(27)+Log4(16) memberikan hasil total nilai materialitas (5), yang menunjukkan bobot tertentu untuk mempertimbangkan elemen-elemen yang signifikan dalam audit.
  • Makna Filosofis:
    Logaritma mencerminkan proses pemahaman bertingkat (gradual), di mana elemen-elemen kecil (log 3 dari 27 dan log 4 dari 16) digabungkan untuk mencapai pemahaman yang utuh. Proses ini sejalan dengan tugas auditor dalam menentukan materialitas secara komprehensif.

2. Relevansi Materialitas (Makna Empiris):

  • Logaritma sebagai Proksi Materialitas:
    • Log3(27) = 3: Menunjukkan elemen yang signifikan berdasarkan basis angka 3.
    • Log4(16)= 2: Menggambarkan elemen tambahan berdasarkan basis angka 4.
    • Totalnya 5: Mewakili tingkat materialitas agregat. Auditor, melalui hermeneutika, dapat memaknai hasil ini untuk menetapkan batasan yang relevan terhadap elemen laporan keuangan yang memerlukan perhatian lebih besar.
  • Proses Pemaknaan:
    Nilai ini tidak sekadar angka, tetapi menjadi dasar untuk keputusan auditor dalam menetapkan materialitas pelaksanaan. Dengan menilai bagian penting laporan keuangan, auditor dapat menentukan risiko penyajian yang material.

Soal Kuis 13_Pemeriksaan Pajak_Pertanyaan 1_Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG & Olahan Penulis
Soal Kuis 13_Pemeriksaan Pajak_Pertanyaan 1_Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG & Olahan Penulis

Risiko Negatif yang Harus Dikelola:

  • Interpretasi Matematis: Nilai () pada titik minimum menunjukkan kondisi risiko salah saji material yang dapat diminimalkan dengan langkah mitigasi.
  • Interpretasi dalam Audit: Auditor perlu fokus pada area dengan risiko tinggi di sekitar titik maksimum = - 5/6 dan memastikan prosedur pengendalian internal klien memadai untuk mencegah salah saji material.

Langkah Respons Auditor (SA 330):

  • Evaluasi Prosedur Kontrol: Identifikasi kelemahan pengendalian internal yang menyebabkan peningkatan risiko.
  • Desain Pengujian: Lakukan pengujian substantif tambahan untuk area dengan risiko tinggi.
  • Komunikasi dengan Klien: Sarankan perbaikan pengendalian internal di area yang rentan terhadap salah saji material.

Mengintegrasikan Hermeneutika Wilhelm Dilthey dalam SA 330

  • Pemahaman Konteks Risiko: Auditor tidak hanya melihat angka atau kesalahan teknis, tetapi juga mempertimbangkan faktor-faktor historis, sosial, dan budaya yang memengaruhi entitas yang diaudit. Ini membantu dalam menilai seberapa besar dampak risiko terhadap laporan keuangan.
  • Interpretasi Berdasarkan Pengguna Laporan: Auditor harus memahami siapa yang akan menggunakan laporan keuangan dan bagaimana kesalahan penyajian dapat mempengaruhi keputusan mereka. Ini dapat memengaruhi bagaimana auditor merancang responsnya.
  • Desain Respons yang Tepat: Berdasarkan pemahaman yang mendalam tentang konteks dan risiko, auditor merespons dengan prosedur audit yang lebih disesuaikan, bukan hanya standar. Ini bisa berupa pemeriksaan lebih lanjut terhadap area berisiko tinggi atau wawancara dengan manajemen.
  • Dialog dengan Manajemen: Menggunakan pendekatan hermeneutik, auditor berinteraksi dengan pihak terkait (seperti manajemen) untuk memahami lebih baik keputusan-keputusan yang diambil dan bagaimana hal itu memengaruhi risiko yang teridentifikasi.
  • Penyesuaian Respons Secara Dinamis: Hermeneutika mengajarkan pentingnya refleksi dan penyesuaian. Auditor dapat menyesuaikan respons mereka terhadap risiko seiring berjalannya audit, berdasarkan bukti yang dikumpulkan dan perkembangan dalam proses audit.

Soal Kuis 13_Pemeriksaan Pajak_Pertanyaan 1_Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG & Olahan Penulis
Soal Kuis 13_Pemeriksaan Pajak_Pertanyaan 1_Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG & Olahan Penulis

Nilai kesalahan penyajian yang diidentifikasi selama audit PT Gua Selomangleng, berdasarkan pendekatan matematis ini, memiliki total dampak sebesar 18 unit pada laporan keuangan. Auditor dapat menggunakan hasil ini untuk mengevaluasi apakah kesalahan tersebut material dan apakah langkah koreksi diperlukan, sesuai dengan ketentuan SA 450.

persamaan matematis ini dapat dipahami sebagai representasi simbolik dari proses berpikir dan analisis auditor dalam mengevaluasi kesalahan penyajian. Interpretasi ini menyoroti hubungan antara aspek kuantitatif (matematika) dan kualitatif (hermeneutika) dalam menjalankan tanggung jawab profesional.

Soal Kuis 13_Pemeriksaan Pajak_Pertanyaan 1_Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG & Olahan Penulis
Soal Kuis 13_Pemeriksaan Pajak_Pertanyaan 1_Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG & Olahan Penulis

Interpretasi hermeneutis terhadap data matematis adalah:

  • Angka 26 mencerminkan keputusan spesifik dalam proses audit untuk mengevaluasi unsur pilihan.
  • Makna holistik: Data ini adalah bagian dari narasi yang lebih luas tentang kecukupan bukti audit, yang berperan dalam membangun keyakinan auditor atas laporan keuangan.Konteks historis dan pengalaman: Seperti yang disarankan oleh Dilthey, data ini harus dipahami dengan menghubungkannya pada risiko audit, pengalaman perusahaan, dan relevansinya terhadap audit yang sedang dilakukan.

SA 505 (Revisi 2021): Konfirmasi Eksternal, Standar Audit (SA) ini mengatur tentang penggunaan prosedur konfirmasi eksternal oleh auditor untuk memeroleh bukti audit berdasarkan ketentuan SA 330 (Revisi 2021) dan SA 500 (Revisi 2021). Tujuan auditor, ketika menggunakan prosedur Konfirmasi eksternal, adalah untuk mendesain dan melaksanakan prosedur tersebut untuk memeroleh bukti audit yang relevan dan andal. Ketika prosedur Konfirmasi eksternal digunakan, auditor harus tetap menjaga pengendalian atas permintaan konfirmasi eksternal, termasuk: [a] Menentukan informasi yang akan dikonfirmasi atau diminta; [b] Memilih pihak yang tepat untuk dikonfirmasi; [c] Mendesain permintaan konfirmasi, termasuk menentukan apakah permintaan telah dialamatkan dengan tepat dan berisi informasi jawaban untuk dikirimkan secara langsung kepada auditor; dan [d] Mengirimkan permintaan, termasuk permintaan tindak lanjut jika berlaku, kepada pihak yang dikonfirmasi. Persamaan 6; SA 505 Konfirmasi Eksternal adalah sebagai berikut:

x + y + z = 30

x2 + y2 + z2 = 300

tentukan besaran konfirmasi eksternal yang dilakukan KAP

Menentukan nilai x,y,zx, y, zx,y,z melibatkan lebih dari sekadar perhitungan matematis. Ini mencerminkan tindakan auditor dalam menentukan pihak yang relevan untuk dikonfirmasi, desain permintaan konfirmasi, dan evaluasi atas tanggapan yang diterima.

Dalam konteks SA 505, menunjukkan bahwa prosedur konfirmasi eksternal tidak hanya tentang angka atau hasil numerik, tetapi juga tentang bagaimana elemen-elemen tersebut saling berinteraksi untuk membangun bukti audit yang relevan dan andal. Auditor, dalam "tindakan bermakna" mereka, menyatukan elemen-elemen ini untuk menciptakan pemahaman yang lebih komprehensif tentang kondisi laporan keuangan.

Soal Kuis 13_Pemeriksaan Pajak_Pertanyaan 1_Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG & Olahan Penulis
Soal Kuis 13_Pemeriksaan Pajak_Pertanyaan 1_Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG & Olahan Penulis

Soal Kuis 13_Pemeriksaan Pajak_Pertanyaan 1_Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG & Olahan Penulis
Soal Kuis 13_Pemeriksaan Pajak_Pertanyaan 1_Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG & Olahan Penulis

Interpretasi Hermeneutis Dilthey pada Data Matematis dan SA 540

  • Auditor menggunakan rasio ini sebagai sarana untuk memahami dan menginterpretasikan kualitas estimasi akuntansi.
  • Nilai,885714, sebagai nilai terkecil, menjadi simbol untuk fokus auditor pada aspek yang memerlukan perhatian lebih besar karena berpotensi mengandung bias atau ketidakwajaran.

Rasio matematis ini tidak hanya sekadar angka tetapi juga alat untuk membantu auditor memahami tingkat kewajaran estimasi akuntansi dan mengidentifikasi area yang memerlukan analisis lebih dalam.

Soal Kuis 13_Pemeriksaan Pajak_Pertanyaan 1_Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG & Olahan Penulis
Soal Kuis 13_Pemeriksaan Pajak_Pertanyaan 1_Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG & Olahan Penulis

Sumber : Olahan Penulis
Sumber : Olahan Penulis

Berdasarkan analisis di atas:

  • Tahun 2019: Divergen.
  • Tahun 2020: Divergen.
  • Tahun 2021: Konvergen.
  • Tahun 2022: Konvergen.

Dalam konteks SA 570, tren divergen pada Tahun 2019 dan 2020 dapat diartikan sebagai indikasi ketidakstabilan atau ketidakpastian material terkait kelangsungan usaha PT Pandawa Kurawa. Auditor perlu menaruh perhatian lebih pada faktor-faktor yang menyebabkan ketidakstabilan tersebut.

Interpretasi Hermeneutis Dilthey pada Data Matematis dan SA 570

Divergensi (2019-2020):

  • Mencerminkan ketidakstabilan dalam pengelolaan bisnis, yang dapat disebabkan oleh faktor eksternal (misalnya, krisis ekonomi) atau internal (kesalahan manajemen, kerugian operasional).
  • Auditor, melalui interpretasi hermeneutis, harus memahami narasi di balik angka tersebut. Misalnya, apa yang menyebabkan divergensi? Apakah itu hasil dari perubahan kebijakan perusahaan, gangguan rantai pasok, atau lainnya?

Konvergensi (2021-2022):

  • Menunjukkan langkah perbaikan, seperti restrukturisasi utang, peningkatan modal kerja, atau penerapan strategi yang lebih adaptif. Auditor harus memahami langkah-langkah ini dan menilai apakah perubahan tersebut cukup untuk mendukung kelangsungan usaha.

Sesuai data dan persamaan math dengan kasus PT. Pandawa Kurawa, maka tentukanlah dikaitkan dengan Opini audit mana yang akan dilakukan oleh KAP Meruya Illir, dan Rekan: berikan penjelasan anda dengan mengacu pada 4 pertimbangan:

* SA 700 (Revisi 2021): Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan

* SA 701 (2021): Pengomunikasian Hal Audit Utama dalam Laporan Auditor Independen

* SA 705 (Revisi 2021): Modifikasi terhadap Opini dalam Laporan Auditor Independen

* SA 706 (Revisi 2021): Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam Laporan Auditor Independen;

Berdasarkan data kasus PT Pandawa Kurawa dan informasi yang tersedia, opini audit yang akan diberikan oleh KAP Meruya Illir dan Rekan dapat ditentukan melalui analisis matematis dan pertimbangan dari Standar Audit berikut: SA 700, SA 701, SA 705, dan SA 706. Penjelasan dengan pendekatan interpretasi hermeneutis Wilhelm Dilthey juga akan diterapkan.

1. SA 700 (Revisi 2021): Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan

  • Konteks Opini: Auditor harus menilai apakah laporan keuangan PT Pandawa Kurawa disajikan secara wajar dalam semua hal material, sesuai dengan kerangka pelaporan yang berlaku. Data matematis (seperti divergensi 2019--2020 dan konvergensi 2021--2022) menunjukkan ketidakstabilan sebelumnya, tetapi upaya stabilisasi di tahun-tahun berikutnya harus dievaluasi apakah cukup memadai untuk memberikan keyakinan terhadap kelangsungan usaha.
  • Opini yang Mungkin: Jika laporan keuangan memadai, auditor dapat memberikan opini wajar tanpa pengecualian. Namun, jika terdapat ketidakpastian material terkait kelangsungan usaha yang tidak dijelaskan dengan memadai, opini dapat dimodifikasi.

Dilthey menekankan pentingnya memahami data dalam konteks narasi dan pengalaman historis. Tren divergensi di 2019--2020 harus dilihat sebagai bagian dari narasi kelangsungan usaha, sedangkan konvergensi di 2021--2022 menunjukkan pemulihan. Opini auditor harus mempertimbangkan dinamika ini sebagai bagian dari cerita yang lebih besar.

2. SA 701 (2021): Pengomunikasian Hal Audit Utama (HAU)

  • Konteks HAU: Auditor perlu mengidentifikasi hal audit utama, yaitu area-area yang membutuhkan pertimbangan signifikan, seperti:
    • Ketidakpastian kelangsungan usaha (dengan fokus pada divergensi di tahun 2019--2020).
    • Kebijakan manajemen terkait mitigasi risiko (yang membawa tren konvergensi di 2021--2022).
    • Estimasi akuntansi yang kompleks (mungkin mencakup estimasi kerugian atau nilai wajar).
  • Pengomunikasian HAU: Dalam laporan auditor, auditor akan memasukkan paragraf HAU untuk menjelaskan perhatian mereka terhadap risiko kelangsungan usaha dan langkah mitigasi yang dilakukan oleh PT Pandawa Kurawa.

3. SA 705 (Revisi 2021): Modifikasi terhadap Opini

  • Konteks Modifikasi: Jika auditor menemukan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan informasi dengan wajar, atau jika ketidakpastian material terkait kelangsungan usaha tidak diungkapkan secara memadai, opini yang diberikan dapat berupa:
    • Opini wajar dengan pengecualian, jika penyimpangan atau ketidakpastian terbatas pada area tertentu.
    • Opini tidak wajar, jika ketidakpastian material besar dan laporan keuangan tidak mencerminkan realitas.
    • Penolakan memberikan opini, jika auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang memadai.
  • Peluang Modifikasi: Dalam kasus PT Pandawa Kurawa, jika risiko kelangsungan usaha belum diungkapkan sepenuhnya di laporan, opini wajar dengan pengecualian atau bahkan penolakan opini dapat dipertimbangkan.

Dilthey memandang fakta matematis sebagai simbol pengalaman manusia. Divergensi di 2019--2020 dapat dipahami sebagai simbol ketidakpastian besar yang mencerminkan risiko material, yang harus diungkapkan untuk memberikan makna utuh kepada laporan keuangan

4. SA 706 (Revisi 2021): Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain

  • Penekanan Suatu Hal (EM): Auditor dapat menambahkan paragraf untuk menekankan ketidakpastian material terkait kelangsungan usaha. Penekanan ini relevan jika PT Pandawa Kurawa mengalami dampak signifikan dari tren divergensi yang memengaruhi kondisi finansial mereka.
  • Paragraf Hal Lain (OM): Auditor dapat menambahkan paragraf yang menjelaskan hal lain, seperti perubahan strategi manajemen yang menghasilkan tren konvergensi di 2021--2022, untuk memberikan konteks tambahan kepada pembaca.

Dilthey berargumen bahwa simbol (dalam hal ini paragraf EM dan OM) dapat menghubungkan pembaca dengan konteks naratif perusahaan. Penambahan paragraf ini memungkinkan auditor menjelaskan makna di balik data matematis, seperti pemulihan dari divergensi ke konvergensi.

Referensi :
Modul 13 Pemeriksaan Pajak Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun