Mohon tunggu...
Nur Annisa
Nur Annisa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

I'm a sunset lovers

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku dan Picik

16 November 2013   16:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:05 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gemercik air langit tak henti iringi pergantian detik

Menemani aku yang berjibaku dengan akal picik

Meronce rantai rencana yang kuselidik

Tersenyum kubayangkan rencanaku yang begitu menggelitik

.

Lazuardi semakin muram

Aku terhenyakdalam suasanayang temaram

Si picik kuasai khayalku yang kian kelam

Semangat picik tak kunjung padam

.

Tingginya tahta sudah terlalu membayang

Tak sabar rasanya tuk segera kugenggam

Aku dan picik siap tuk menyerang

Pesaingku, rencanaku siap mengekang

.

Nyatanya pesaing sudah dahului menghadang

Aku dan picik kini lari tunggang langgang

Hindari bui-bui politikus menerkam

Aku dan picik kini tenggelam

.

Manuran, 16112013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun