Mohon tunggu...
Nur Annisa
Nur Annisa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

I'm a sunset lovers

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Satu Jiwa Itu Ibunda

16 November 2013   17:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:05 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Satu jiwa, kurasa begitu buncahkan bangga
Satu jiwa, mampu bertahan dalam segala laga
Satu jiwa, menggenggam ubah peradaban
Satu jiwa, tangguh, menentramkan
.
Tapaki jalan hidup yang terjal dan berduri
Melangkah terpayungi teriknya mentari
Berbanjirkan peluh melintasi waktu
Bunuh lelah demi satu tertuju
.
Seulas senyum bahagia
Celoteh canda tawa
Peluk cium sang ananda
Bunuh lelah menjadi tenaga
.
Satu jiwa, genggam tanganku kala gundah
Satu jiwa, rengkuh bangkitku kala hilang arah
Satu jiwa, lembut memanggilku ananda
Satu jiwa penuh cinta itulah ibunda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun