Mohon tunggu...
Nenen Ilahi
Nenen Ilahi Mohon Tunggu... -

Sehari-harinya ibu rumah tangga fulltime, dan pengajar part time. Alumni Australia Indonesia Youth Exchange Program dan Chevening Awards. Berminat pada khasanah pendidikan, media, dan budaya. Sekarang bermukim di Canberra, Australia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Plat Mobil Saya RI 1!

9 Januari 2011   11:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:47 1047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12945720551906545511

Tinggal di Canberra yang jauh dari Jakarta dan terbebas dari kemacetan gara-gara ada pejabat penting lewat, membuat saya pengen iseng membuat plat ala pejabat juga. Tentunya pejabat Indonesia. Apalagi awal Februari ini saya harus meregistrasikan mobil lagi. Mumpung masih tahun baru 2011, saya membuat resolusi baru, pengen gaya mendandani mobil dengan plat bernomor atau berbaca cantik.

Ditambahsering menikmati tulisan Mas Wisnu Nugroho yang tak jarang mengisahkan mobil Pak Beye, jadilah saya makin mimpi merasakan bagaimana rasanya nangkring di atas mobil berplat sakti pula.

Apakah kompasioner termasuk yang suka terhibur oleh plat mobil kreatif?

Kemarin petang dalam perjalanan pulang dari rumah seorang sahabat, saya melihat sebuah mobil audi melaju anggun dengan plat mobil terbaca: ENVIED. Sebelumnya saya pernah membaca mobil dengan nama doang, seperti: BRIAN, NIDAH, EDI ANA, bahkanNO OOO. Sudah saya putuskan, plat nomor saya bakal lain dari yang lain. Akan mencerminkan keindonesiaan.

RI1! Itulah plat impian saya.

Maka, melajulah saya ke website resmi untuk bikin customized plat nomor dan memformat plat impian itu. Namun format yang disediakan tidak memungkin saya membuat 3 digit. Sempat terfikir untuk membuat RI1 SBY. Tapi saya bukanlah simpatisan partai Pak Beye atau partai manapun juga.

RI1 JKT! Akhirnya saya putuskan demikian.

Biar matching dengan warna mobil, saya pilih warna dasar hitam. Tak seronoklah kalau pink menjadi pilihan. Setelah semua beres, nomor plat yang lama saya daftarkan. Kalau cocok harga, Mazda6 saya akan wara-wiri kota Canberra dengan plat yang gaya: RI1 JKT!

Silahkan ikut menikmati desain plat ini:

Kalau ini makanan, pasti rasanya maknyus! Entah bagaimana reaksi teman-teman di Canberra kalau mobil itu parkir depan KBRI.

Namun semua ini bukan tanpa harga. Untuk sah menikmati bergaya dengan plat ini, saya harus membayar biaya order A$200 (kira-kira 1.8jt). Diluar itu, karena bukan nomor plat standar, dikenakan biaya annual fee $60 (kira-kira 500ribu), dan full year annual fee sebanyak $440 (3jt). Total biaya mencapai $700 (6,2jt).Artinya, tahun depan dan setiap tahunnya saya akan dicolek lagi oleh biaya sejumlah $500 (4,4jt), sampai saya memutuskan kembali ke plat standar.

Kepeng $700 tahun pertama atau $500 setiap tahun berikutnya tentu saja diluar biaya kepemilikan mobil. Yang mencakup registrasi, green slip fee (pajak), third party insurance (untuk perlindungan bagi pihak ketiga), serta full private insurance (tidak wajib, tapi sangat disarankan). Total biaya tersebut biasanya mencapai A$1200 (10,6jt) setiap tahun.

Saya melirik sekali lagi ke desain plat ini. RI1JKT, keren bener! Serasa saya sejalan dengan kampanye selebritas Daniel Mananta yang membuat brand clothing berbunyi “DAMN! I Love Indonesia!” Juga serasa sejalan dengan kebanggaan pada Indonesia, Garuda Di Dadaku itu.Kenapa tidak? Plat nomor itu adalah kebanggaan pada identitas Indonesia. I’d feel truly closer to home in RI1JKT!

Tapi faktanya semua kenikmatan itu tidak sebanding dengan biaya ekstra yang akan datang berkunjung setiap tahun. Saya pikir, terlalu sayang membuang duit sebanyak itu. Faedahnya tidak pula jelas, selain gengsi kepengen ikut gagah-gagahan dengan nomor cantik di jalan raya.

Sehingga, saya harap Kompasioner tidak kecewa ketika artikel ini menjadi anti klimaks.Saya membatalkan pemesanan nomor cantik ini. Resolusi tahun baru yang satu ini gagal. Salam batal!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun