Kebocoran data kembali terjadi di Indonesia. Setelah 34 juta data paspor bocor dan dikabarkan diperjualbelikan, pada Minggu (16/7/2023) dikabarkan 337 juta data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Ditjen Dukcapil Kemendagri) juga mengalami kebocoran.
Meskipun kedua kabar kebocoran data tersebut kemudian dibantah oleh kementerian yang bersangkutan yang kemudian menjamin keamanan data pribadi jutaan rakyat Indonesia tersebut, namun tetap membuat masyarakat merasa was-was atas keamanan data pribadi mereka.
Cyber crime di dunia internet terus mengancam setiap detik. Dilansir dari blog Niagahoster, salah satu kejahatan siber yang bertujuan kriminal untuk membocorkan data pribadi seperti yang diduga terjadi pada data jutaan masyarakat Indonesia tersebut bernama cracking.
Cracking adalah kegiatan meretas keamanan komputer dengan tujuan kriminal dan merupakan salah satu kejahatan siber yang paling serius dan berbahaya. Pelakunya yang memiliki julukan cracker, dapat membobol sistem keamanan komputer, program, maupun akun software dengan kemampuan pemrograman mereka.
Sistem Keamanan Jadi Sasaran Utama
Dunia teknologi dan digital yang semakin berkembang juga turut diiringi dengan kejahatan digital yang semakin berkembang dan semakin canggih. Sasaran utama kejahatan siber adalah sistem keamanan. Semakin lemah sistem keamanan, cracker akan semakin mudah meretas dan mengambil alih kontrol sistem.
Ada banyak bentuk kejahatan cracking yang bisa menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Antara lain password cracking, software cracking, dan network cracking. Apalagi, dikutip dari blog Niagahoster, jika website memiliki bug atau error yang menyebabkan aplikasi atau software tidak berjalan dengan semestinya, maka cracker akan memanfaatkan bug tersebut untuk menjatuhkan, merusak, hingga menghilangkan sistem tanpa sepengetahuan pemiliknya.
Cracker tidak hanya memanfaatkan kemampuan pemrograman yang dimiliki, namun juga berbagai tools dan metode yang membantu mereka melakukan kejahatan siber. Alhasil, semua pihak dapat terkena dampak dan kerugian besar. Pencurian dan penyalahgunaan data, sistem jaringan yang hancur, distribusi software ilegal, dan virus yang tidak terdeteksi hanyalah beberapa contoh kerugian yang dapat dialami.
Di era serba digital ini, semua orang harus aware dan memahami mengenai pentingnya cyber security untuk melindungi data pribadi hingga data keuangan kita yang disimpan secara digital di internet.
Membekali Diri dengan Keamanan Berlapis
Dugaan kebocoran data pribadi dari database pemerintah memang tidak dapat dikontrol oleh masyarakat, namun semua orang secara individu tetap bisa meminimalisir terjadinya cracking dari berbagai sisi lain yang menyimpan data pribadi.