Mendapatkan kesempatan untuk menjadi moderator dalam sharing session bersama WordPress Community Organizer, Devin Maeztri, menjadi hal yang menyenangkan dan menambah banyak wawasan mengenai dunia WordPress dan komunitasnya.
Devin Maeztri adalah seorang kontributor di komunitas WordPress yang saat ini juga menjabat sebagai Community Engagement Specialist di Automattic, perusahaan di belakang WordPress.com yang didirikan oleh Matt Mullenweg.
Komunitas tidak bisa dipisahkan dari WordPress. Karena WordPress merupakan content management system (CMS) berbasis open source yang dibangun atas dasar kontribusi dan kolaborasi banyak orang. Kodenya pun terbuka bagi semua orang untuk melihat, mengutak-atik, dan mendistribusikannya. Sehingga, orang-orang yang tidak mengerti coding sama sekali pun bisa dengan mudah menggunakan WordPress untuk mencapai tujuan baik mereka. Dari mulai berbisnis, berbagi cerita, hingga membangun CV online.
"Bagi orang-orang yang mencintai WordPress, begitu mereka mengenal komunitasnya, maka mereka juga akan dengan mudah mencintai komunitas," kata Devin memulai sharing session bersama Niagahoster dengan tema "Exploring the WordPress Community: Benefits and Opportunities".
WordPress mengacu pada "The Four Freedoms" yang memberikan kebebasan bagi pengguna dan komunitas untuk menggunakan program untuk berbagai tujuan, kebebasan untuk mempelajari bagaimana programnya bekerja dan mengubahnya untuk menggunakannya sesuai keinginan, kebebasan untuk mendistribusikan kembali, dan kebebasan untuk mendistribusikan salinan dari versi yang telah dimodifikasi sendiri.
"Komunitas merupakan aset terbesar WordPress. Apapun yang dilakukan adalah untuk komunitas, oleh komunitas, dan bagi komunitas. Siapa saja boleh berpartisipasi, dari latar belakang apa saja. Karena diversity adalah sebuah kekuatan," lanjut Devin.
Siapapun bisa berkontribusi demi kemajuan WordPress yang juga akan mendukung kesuksesannya sendiri sebagai pengguna. Terdapat 21 tim yang bisa dipilih sebagai tempat berkontribusi. Antara lain Core, Design, Mobile, Accessibility, Polyglots, Support, Documentation, Themes, Plugins, Community, Meta, Training, Test, TV, Marketing, Command Line Tool (CLI), Hosting, Tide, Openverse, Photos, dan Core Performance. Tidak semua tim tersebut membutuhkan skill coding dan teknis, kontribusi juga bisa dilakukan semudah menerjemahkan satu kata/frasa, atau mengunggah foto.
Namun, Devin melanjutkan, kontribusi yang paling dibutuhkan oleh WordPress adalah kontribusi di Community Team untuk menjadi organizer meetup di setiap kota di Indonesia. Pasalnya, saat ini baru ada 16 meetup groups di Indonesia dan semuanya berada di pulau Jawa dan Bali, yaitu di Bali, Bandung, Bekasi, Demak, Depok, Gresik, Jakarta, Kediri, Semarang, Serang, Solo, Surabaya, Tangerang Selatan, Tegal, Wonosobo, dan Yogyakarta.
"Meetup adalah pondasi. Dari, oleh, dan bagi pengguna WordPress secara lokal. Ketika komunitas di suatu kota sering bertemu, berinteraksi satu sama lain, maka kolaborasi pun akan semakin kuat. Jika ekosistem WordPress di kota itu semakin kuat dan semakin pintar karena sering bertukar ide pikiran dengan satu sama lain, produk yang dihasilkan untuk klien pun semakin baik," ujarnya.
Devin pun berharap komunitas WordPress Indonesia akan semakin aktif. Karena dengan partisipasi dan keterbukaan banyak orang, maka WordPress pun semakin terjaga. Tentunya, hal tersebut akan memberikan benefit juga pada penggunanya. Terutama yang berbisnis dan menjadikan layanan WordPress sebagai lahan untuk menghidupi diri dan keluarga.