Digitalisasi mempermudah masyarakat di berbagai aspek kehidupan. Namun, ketergantungan masyarakat pada digitalisasi juga memicu berbagai ancaman digital. Indonesia pun masih termasuk rentan terhadap serangan digital. Menurut report National Cyber Security Index tahun 2022, skor indeks keamanan siber Indonesia menempati posisi 83 dari 160 negara di dunia.
Hal tersebut terbukti dengan kerentanan situs pemerintah berdomain .go.id yang sempat disisipi konten bermuatan perjudian. Selain itu, menurut laporan Cybersecurity Readiness Index Cisco, hanya 39 persen perusahaan-perusahaan di Indonesia yang siap untuk menghadapi ancaman keamanan siber.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, pada Februari 2023 lalu mengatakan, Kemenkominfo telah melakukan penanganan terhadap 683 situs pemerintahan dan lembaga pendidikan yang disusupi perjudian berdasarkan hasil crawling dan aduan masyarakat.
Untuk itu, keamanan digital menjadi salah satu hal yang semakin penting untuk diperhatikan saat ini. Rentan terhadap serangan digital akan merugikan dan membahayakan diri sendiri karena banyak kegiatan pribadi dan profesional yang dilakukan secara online.
Memperkuat Literasi Digital untuk Cegah Kejahatan Siber
Berdasarkan riset McAfee, 80 persen responden asal Indonesia menyatakan bahwa mereka khawatir dengan serangan siber. Ironisnya, masih banyak juga orang Indonesia yang belum sadar dengan bahaya celah keamanan digital.Â
Dilansir dari blog Niagahoster, setiap 39 detik ada serangan siber yang terjadi. Kejahatan siber dapat berupa pencurian data yang bisa berdampak besar seperti kerugian finansial. Selama 5 tahun terakhir, ancaman keamanan website pun semakin meningkat hingga 67 persen, dan melonjak 6 kali lipat sejak Covid-19.
Pada KTT G20 lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menekankan penting bagi stakeholder untuk memberikan jaminan keamanan digital dan perlindungan privasi guna membangun kepercayaan di sektor digital. "Upaya bersama dalam memperkuat literasi digital perlu ditingkatkan," ujarnya.
Meningkatkan Keamanan Digital pada Akun dan Device
Di antara berbagai jenis cyber crime, phising adalah jenis yang paling banyak menyerang individu hingga bisnis kecil dan menengah. Bahkan, 57 persen perusahaan sudah terkena malware ini. Masyarakat Indonesia yang masih rentan terhadap serangan digital pun perlu meningkatkan keamanan pada akun dan device.Â
Dikutip dari blog Niagahoster, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk meningkatkan keamanan digital. Antara lain adalah dengan membuat password yang kuat dan unik untuk setiap akun yang dimiliki dan menggantinya secara berkala, kemudian menambah proses verifikasi ganda untuk mengakses sebuah akun dengan mengaktifkan autentikasi dua faktor.Â
Untuk melindungi perangkat, pastikan device dilengkapi dengan antivirus, dan tidak sembarangan menggunakan koneksi internet atau wi-fi publik. Selain itu, juga penting untuk selalu memperbarui perangkat lunak secara rutin agar perangkat tidak memiliki celah yang bisa ditembus oleh para penjahat cyber.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H