Mohon tunggu...
Neneng Uswatun Hasanah
Neneng Uswatun Hasanah Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketing Enthusiast

seorang website dan digital marketing enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Potensi Keuntungan Reseller dan Dropship

21 Oktober 2022   10:35 Diperbarui: 21 Oktober 2022   10:41 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang bisa menjalankan bisnis di era digital ini. Asalkan memiliki gadget, koneksi internet, dan kemauan yang kuat, semua bisa meraih kesuksesan digital. Bahkan jika tidak memiliki barang atau jasa yang dijual, bisnis bisa dilakukan dengan sistem dropship dan reseller. Bisnis dropship dan reseller banyak dipilih karena modal yang minim namun menguntungkan.

Dua model bisnis itu mungkin sudah familiar di telinga masyarakat Indonesia. Dikutip dari blog Niagahoster, dropship adalah sistem bisnis tanpa menyetok barang yang akan dijual. Istilah mudahnya, dropshipper membantu memasarkan produk milik penjual atau supplier dan ketika ada pelanggan yang tertarik, produk akan langsung dikirimkan dari penjual. Selain itu, dropshipper juga bisa menggunakan brand milik mereka sendiri pada label produk yang dijual.

Sedangkan reseller adalah bisnis penjualan produk sebagai tangan kedua. Sistemnya adalah reseller sudah membeli produk milik penjual dan menjualnya kembali dengan harga yang ditentukan sendiri. Ketika ada pelanggan yang ingin membeli, reseller lah yang akan mengirimkan barang tersebut.

Modal yang dibutuhkan oleh bisnis dropship dan reseller juga berbeda. Reseller membutuhkan model yang lebih banyak karena harus membeli produk dari penjual/supplier, warehouse, dan kebutuhan packaging. Sedangkan dropshipper hanya butuh jaringan internet dan gadget yang memadai.

Dengan perbedaan modal yang dibutuhkan, potensi keuntungan antara reseller dan dropshipper juga berbeda. Reseller bisa memasang harga jual sesuai perhitungan mereka sendiri, sehingga potensi keuntungannya pun lebih besar. Namun, potensi risiko reseller dengan barang yang sudah dibeli tapi tidak terjual pun cukup tinggi.

Berbeda dengan dropshipper yang cenderung memiliki potensi keuntungan yang lebih terbatas. Hal tersebut disebabkan karena persaingan dropshipper yang lebih ketat, terutama di marketplace, sehingga dropshipper berlomba-lomba memasang harga jual yang lebih rendah.

Untuk memaksimalkan penjualan, reseller maupun dropshipper tentu harus memperluas jangkauan pasar agar dapat meminimalisir risiko persaingan dan barang tidak terjual. Tidak hanya terbatas pada marketplace dan media sosial, strategi marketing menggunakan website juga bisa digunakan oleh reseller dan dropshipper. Selain dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan menguatkan online presence, strategi website marketing dapat menghindarkan dari perbandingan harga dengan reseller atau dropshipper lain.

Jangan lupa untuk pastikan memilih layanan hosting yang baik ketika berkeinginan untuk membangun website bisnis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun