Allah Swt berfirman dalam sebuah hadist qudsi.
"Wahai anak cucu Adam, carilah aku. Maka kamu akan menemukanku. Jika kamu menemukanku. Kamu akan menemukan segalanya. Namun, jika kau kehilangan aku, maka kamu akan kehilangan segalanya."
Kita adalah manusia yang memiliki banyak cita-cita. Tentang kebahagiaan, kesuksesan, bahkan memprediksi kehidupan.
Namun, kita sering kali tenggelam dalam keangkuhan, kesombongan. Cara pandang kita menjadi searah. Penglihatan menjadi sejurus. Jika berhasil kita lupa menyelipkan pandangan hakekat dari kesuksesan. Jika gagal kita enggan menyalahkan diri sendiri.
Lalu apa yang harus kita lakukan? Mencari Dzat yang telah memberi kita segala kenikmatan maupun kesedihan dalam hidup, agar kita benar-benar tau dan yakin dengan tujuan hidup kita masing-masing, yaitu Allah Swt.
Tujuan kita mencari Allah Swt adalah demi mengenal Dia. Mengenal segala kehendak-Nya, Aturan-Nya dan juga larangan-Nya.
Kebanyakan orang tidak tertarik dengan kehendak-Nya. Mereka lebih tertarik untuk mengetahui apakah Allah Swt, akan membantu untuk menanggapi kehendak pribadinya.
Apa artinya mencari Allah Swt? Apa akibatnya jika manusia tidak mencari Allah Swt? Jika kita tidak mencari-Nya, maka kita tidak mengenal-Nya. Jika kita tidak mengenal Allah Swt, itu berarti kita tidak dikenal Allah Swt. Apakah ada keselamatan bagi manusia yang tidak dikenal Allah Swt?
Kita menjadi manusia itu adalah pilihan Allah Swt. Atas ijin dan kuasa Allah Swt, kita hidup di dunia milik-Nya.
Nasional geographic mengungkapkan. Rata-rata pria menghasilkan sekira 525 milyar sel seperma seumur hidupnya. 40 juta sampai 1,3 milyar sel itu terpancar dalam sekali enjakulasi---menuju ovum, dan hanya satu yang berhasil mendarat dengan sempurna. Tampil sebagai pemenang, dalam kasus lain ada pula yang kembar. Berdasar penalaran itu, sadarkah kita betapa sesungguhnya setiap manusia yang lahir adalah pilihan Allah Swt?