Mohon tunggu...
neneng salbiah
neneng salbiah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada buku yang ingin kau baca, namun kau tak menemukannya, maka kaulah yang harus menulisnya!

Apa yang kamu lihat itu adalah berita. apa yang kamu rasakan itu adalah puisi dan apa yang kamu khayalkan itu adalah fiksi. saya berharap pembaca tidak menghakimi tulisan-tulisan yang ada di blog ini. karena saya penulis pemula. belum pandai dalam menata ide pokok cerita dalam sebuah paragraf yang sempurna. Seorang ibu rumah tangga yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Titip Rindu Untuk Sebuah Nama

18 April 2024   20:00 Diperbarui: 25 Oktober 2024   05:30 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar Big Image Kreator Digital Ai

Titip Rindu Untuk Sebuah Nama

 Rintik gerimis menawarkan kesejukkan pada hati nan gersang karena kerinduan hingga pagi menjelang.

Hujan meninggalkan embun yang mengintip malu di sela ujung dedaunan. Sesaat aku merasa sang embun mengejekku."Jangan menangis sayang... Jadi lah sepertiku, yang tidak pernah mengharapkan hujan untuk datang kembali."

"Apakah hujan berjanji untuk kembali?" Tanyaku pada embun. Kemudian embun menjawab "Hujan selalu berjanji untuk kembali, tapi... ia tak kunjung datang hingga mentari pagi membawa kupergi."

Senyumku mengahat, di antara hembusan angin pagi yang begitu bersahabat.

Angin menghampiriku dan berkata "Titipkan rindumu kepadaku akan kubawa kepada sebuah nama yang kau mau," Kuberikan rinduku pada angin dan ia pun menggenggam erat rinduku.

"Jaga rinduku wahai angin, jangan biarkan siapapun merebutnya, rindu ini hanya milikku. Katakan pada sebuah nama yang kutitip rindu. Bahwa aku akan selalu memeluk jiwanya dalam mimpi-mimpiku."

Angin beranjak pergi dengan membawa sepenggal harap dalam hati. Berharap sebuah nama yang kurindu akan menerima titipan rinduku pada angin dengan senyum kebahagiaan, berharap kembali merajut kasih yang telah hilang di balik pintu kenangan.

sepenggal cerita yang menyisakan kenangan bak jelaga yang bergantung pada tepian rindu nan kelam.

Kadang aku ingin berlari sejauh yang aku mau, terbang bersama awan untuk meninggalkan rindu yang tak merindu. Namun, aku kembali diingatkan oleh kenangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun