HURUF
Dalam bahasa Jepang terdapat tiga jenis aksara, yakni Kanji, huruf Hiragana, dan huruf Katakana. Huruf Hiragana dan huruf Katakana menunjukkan bunyinya, dan pada umumnya satu kana mewakili sebuah mora (satuan bunyi bahasa Jepang). Kanji menunjukkan arti dan bunyinya. Misalnya kanji 女 dibaca onna yang artinya wanita. sementara hiragana あ dan katakana ア dibaca 'a' yang tidak memiliki arti apapun.
Selain ketiga aksara tadi, kadang-kadang dipakai pula Romaji (huruf Latin). Tapi pemakaian Romaji tidak umum, kecuali pada papan-papan reklame atau sebagai cara baca kata dan kalimat yang ditulis dalam huruf Jepang bagi para pemula.
田中さんは ミラーさんと デパートへ 行きます。
Tanakasan wa Mirāsan to depāto e ikimasu
(Sdr. Tanaka pergi ke toserba bersama Sdr. Miller).
MODIFIKASI HIRAGANA
Untuk melengkapi kebutuhan bunyi di dalam hiragana, maka dilakukan 5 (lima) macam modifikasi terhadap beberapa hiragana, yakni: a) Chō on (bunyi panjang atau vokal rangkap); b) Dakuon (bunyi keras) dan Handakuon (bunyi setengah keras); c) yō on (bunyi diftong); d) Sokuon (konsonan rangkap).
Chōon
Chōon dapat diartikan sebagai bunyi vokal panjang. Vokal panjang dilakukan dengan menambahkan huruf hidup (a, i, u, e, dan o) setelah suku kata yang akan dipanjangkan, sebagai berikut.
- Bunyi vokal panjang dalam kolom あ(a) dilakukan dengan menambah huruf あ(a).
おばさん (bibi) おばあさん (nenek)