Mohon tunggu...
NENENG HAEROTUNNISA
NENENG HAEROTUNNISA Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

BELAJAR

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengatasi Stunting di Yogyakarta: Pentingnya Pemberdayaan Perempuan dan Akses Terhadap Gizi

25 Juni 2024   20:57 Diperbarui: 25 Juni 2024   21:03 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Posyandu Widosari 6 di Desa Tegalrejo Yogyakarta/Dok. pri

Stunting masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia, termasuk di Yogyakarta. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, prevalensi stunting masih menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Menurut Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi stunting di Yogyakarta mencapai 16,08%, meningkat dari 13,8% pada tahun 2022. Kondisi ini menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan untuk menurunkan angka stunting di kota ini.

Mahasiswa S2 kebidanan Universitas ‘Aisiyiyah Yogyakarta dalam rangka Praktik Pemberdayaan melakukan kolaborasi dengan Puskesmas Tegalrejo untuk kegiatan Pelaksanaan Posyandu mengajak Kader dalam melakukan pemberdayaan Perempuan. Salah satu kunci utama dalam mengatasi stunting adalah pemberdayaan perempuan. Perempuan yang berdaya memiliki potensi besar untuk mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan keluarga mereka. Mereka lebih mampu menyediakan gizi dan perawatan yang diperlukan bagi anak-anak mereka, yang secara langsung berkontribusi dalam upaya mengurangi stunting.

Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) merupakan salah satu strategi yang telah terbukti efektif. Namun, tantangan yang dihadapi tidak hanya sebatas pada penyediaan makanan bergizi, tetapi juga pada edukasi dan peningkatan pengetahuan ibu-ibu tentang pentingnya gizi dalam 1000 hari pertama kehidupan anak. Edukasi ini sangat penting mengingat banyaknya ibu yang masih kurang memahami pentingnya asupan gizi yang tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.

Selain itu, berbagai inovasi program seperti Gerakan Tanggulangi Anemia Remaja dan Thalasemia (Getar Thala) dan Pelayanan Antenatal Care Terpadu Menuju Triple Eliminasi (Pandu Teman) harus terus didukung dan diperluas cakupannya. Inovasi-inovasi ini tidak hanya membantu dalam pencegahan stunting tetapi juga dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

Namun, upaya pemberdayaan ini tidak akan berhasil tanpa dukungan infrastruktur yang memadai. Akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, fasilitas posyandu yang memadai, serta dukungan dari pemerintah dan masyarakat sangatlah penting. Kita perlu memastikan bahwa setiap ibu dan anak di Yogyakarta memiliki akses yang sama terhadap layanan kesehatan dan gizi.

Masyarakat juga memegang peranan penting dalam keberhasilan program-program ini. Kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam program-program kesehatan sangat diperlukan. Dengan adanya dukungan dari masyarakat, program pemberdayaan dan penurunan stunting dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan.

Pemerintah juga perlu terus meningkatkan anggaran dan perhatian terhadap program-program kesehatan ibu dan anak. Investasi dalam kesehatan anak-anak adalah investasi untuk masa depan bangsa. Generasi yang sehat adalah modal utama bagi kemajuan dan kesejahteraan negara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun