Cerpen 200 kata ini ditulis untuk mengisi lembar portofolio SBMPTN, Jurusan Film dan Televisi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2 tahun lalu. Foto yang terlampir adalah salah satu soal yang diberikan sebagai rujukan cerpen "Afthar? (Di Antara Dua Tubuh)".
"Saya tidak mau tahu, selesaikan semua masalah tentang Suku Karowai malam ini, pembakaran hutan harus tetap dilaksanakan besok!!" Papah membentak dengan handphone di genggamannya. Aku ikut mematung, walau hanya mendengar dari balik pintu hotel.Â
"Jangan lupa siapkan kamera untuk besok, Afthar!" Papah membentak lagi lantas kembali masuk kamar sebelah, aku reflek menutup pintu, bergegas tidur.
---
Afthar terbangun, nafasnya menderu. Dengan gemetar, Ia melepaskan tali dari botol kayu yang tiba-tiba ada di genggamannya, lantas melingkarkan tali itu di pergelangan.
Mobil Papah dan Afthar berjalan menuju perbatasan Papua. Belum sampai ke tujuan, Afthar menodongkan pisau pada Papah yang sedang menyetir.
"Batalkan pembakaran hutannya!!" suara Afthar memecah hening. Papah menatapnya bingung lantas menyeringai. "Batalkan sekarang!" Afthar sedikit merobek leher Papah, Papah melepas setir, mobilnya direm mendadak. "Apa-apaan kamu, Afthar!"
"Cepat batalkan sekarang!!" Pisau Afthar merobek leher Papah lagi. Papah bergegas menelpon dengan tangan gemetar yang berlumuran darah. Afthar melirik gelangnya, lantas tersenyum. Misinya berhasil, waktunya kembali.
---
Suara burung dan gemersik daun membangunkan Afthar. Matanya terbelalak, ia melihat tubuhnya sendiri yang sedang memfotonya. Dan ia berada di dalam anak kulit bercelana batik. Afthar yang ia lihat mengangkat tangan, memperlihatkan tali yang sama dengan yang ia pakai, lantas bergumam "terima kasih".