Mohon tunggu...
NENDEN NURAENI
NENDEN NURAENI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

"Saya adalah mahasiswa Teknik Informatika UIN Malang angkatan 2021 yang gemar membaca novel dan menulis. Literasi bukan hanya hobi bagi saya, melainkan juga sebuah bentuk ekspresi diri. Saya percaya bahwa setiap kata memiliki kekuatan untuk menciptakan dunia baru. Melalui tulisan-tulisan saya, saya berusaha memberikan inspirasi dan meninggalkan jejak di dunia literasi. Saya sangat menghargai dukungan dari pembaca, jadi jangan ragu untuk memberikan like dan komentar sebagai bentuk apresiasi terhadap tulisan saya."

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Angen Poloy: Bubur Lapindo khas Masyarakat Plosok Tasikmalaya

5 Oktober 2024   22:46 Diperbarui: 6 Oktober 2024   12:06 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tasikmalaya memang terkenal dengan kekayaan kuliner tradisionalnya, salah satunya adalah Angen Poloy, makanan khas tradisional dari Kampung Purwarahayu, Kecamatan Taraju. Bagi yang belum mengenal, Angen Poloy adalah sajian sederhana namun sarat makna budaya, yang memanfaatkan bahan alami dari tanaman lokal, yaitu lompong---bagian batang dari tanaman talas.

Nama "Poloy" diambil dari bahan utamanya, yaitu lompong, yang kemudian diolah sedemikian rupa hingga menyerupai bubur. Di balik keunikan rasa dan tekstur, makanan ini mencerminkan kearifan lokal masyarakat Tasikmalaya yang memanfaatkan kekayaan alam sekitarnya untuk bertahan hidup. Tradisi memasak Angen Poloy diwariskan dari generasi ke generasi, menjaga agar cita rasa autentik dan tradisional ini tidak hilang di tengah modernisasi.

Proses pembuatan Angen Poloy dimulai dengan memilih lompong terbaik, yang kemudian dicampur dengan beras untuk memberikan tekstur kental yang mirip dengan bubur.

Proses memasaknya cukup sederhana, namun perpaduan bahan dan bumbu yang digunakan membuat cita rasanya begitu kaya dan nikmat.

Bumbu yang digunakan dalam pembuatan Angen Poloy terdiri dari bahan-bahan tradisional seperti bawang merah, bawang putih, kencur, terasi, dan cikur. Kesederhanaan bahan ini menciptakan harmoni rasa yang menggugah selera.

Setelah lompong dimasak bersama beras, hasil akhirnya memang terlihat pucat---hal ini karena perubahan warna alami dari lompong hijau yang dimasak bersama nasi.

Ciri khas lain dari Angen Poloy adalah cara penyajiannya yang tidak terlepas dari sambal bangar atau sering juga disebut sambal korek. Sambal ini memiliki cita rasa pedas segar yang memperkuat rasa gurih dari Angen Poloy. Kombinasi antara bubur lompong yang lembut dan sambal yang pedas membuat hidangan ini semakin memanjakan lidah.

Gambar pribadi
Gambar pribadi
Di balik kesederhanaannya, Angen Poloy menyimpan manfaat gizi yang baik bagi tubuh. Lompong diketahui mengandung serat dan nutrisi penting yang baik untuk pencernaan, sementara bumbu rempah seperti bawang dan kencur memberikan efek anti-inflamasi dan menambah kekebalan tubuh.

Tak heran, Angen Poloy sering menjadi makanan sehari-hari masyarakat setempat karena selain enak, juga menyehatkan. Sebagai makanan tradisional yang sudah ada sejak lama.

Angen Poloy menjadi salah satu simbol warisan kuliner Tasikmalaya yang perlu dilestarikan. Di tengah gempuran makanan modern, kehadiran kuliner lokal seperti ini patut diapresiasi dan diperkenalkan kepada generasi muda serta wisatawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun