Mohon tunggu...
NENDEN NURAENI
NENDEN NURAENI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

"Saya adalah mahasiswa Teknik Informatika UIN Malang angkatan 2021 yang gemar membaca novel dan menulis. Literasi bukan hanya hobi bagi saya, melainkan juga sebuah bentuk ekspresi diri. Saya percaya bahwa setiap kata memiliki kekuatan untuk menciptakan dunia baru. Melalui tulisan-tulisan saya, saya berusaha memberikan inspirasi dan meninggalkan jejak di dunia literasi. Saya sangat menghargai dukungan dari pembaca, jadi jangan ragu untuk memberikan like dan komentar sebagai bentuk apresiasi terhadap tulisan saya."

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Prewedding di Gunung Bromo Tidak Disarankan?

11 September 2023   08:32 Diperbarui: 11 September 2023   10:27 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://i.pinimg.com/564x/23/af/f4/23aff4d11a7a5e85c551399172648091.jpg

Fenomena fotografi prewedding telah melanda dalam beberapa tahun terakhir, dengan pasangan yang semakin berinovasi mencari latar belakang yang istimewa untuk merayakan cinta mereka sebelum melangkah ke pelaminan. Salah satu lokasi yang telah menarik perhatian banyak orang adalah Gunung Bromo, gunung berapi aktif yang menjulang tinggi di Jawa Timur, Indonesia. Meskipun begitu, tren fotografi prewedding di Gunung Bromo baru-baru ini telah memunculkan polemik dan kekhawatiran serius terkait pengaruhnya terhadap lingkungan serta keselamatan pasangan yang terlibat.

Pada bulan Agustus 2023, sebuah sesi foto prewedding di Gunung Bromo memicu perdebatan sengit di dunia maya. Gambar-gambar yang menjadi viral menampilkan pasangan yang berani berpose di depan gunung berapi aktif yang sedang meletus, mengundang perhatian serta kritik tajam dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan pecinta alam. Kritik ini tidak hanya mencakup aspek keamanan, tetapi juga pelanggaran terhadap wilayah yang harusnya dilindungi.

Menurut hukum Indonesia, fotografi prewedding di Gunung Bromo dianggap sebagai pelanggaran serius yang dapat mengakibatkan sanksi denda bahkan tindak pidana penjara. Hukum tersebut diterapkan untuk melindungi lingkungan yang rentan serta keselamatan para pengunjung, mengingat Gunung Bromo adalah gunung berapi aktif yang sewaktu-waktu bisa meletus.

Namun, selain implikasi hukum, fotografi prewedding di Gunung Bromo juga menimbulkan dampak negatif pada ekosistem. Debu vulkanik dan gas beracun yang dilepaskan selama letusan dapat mengganggu pernapasan dan kesehatan semua yang berada di sekitarnya. Dampak lalu lintas pejalan kaki yang tak terhindarkan serta kerusakan lingkungan akibat sampah juga memiliki potensi mengancam ekosistem alam yang unik di kawasan ini.

Pada bulan September 2023, tragisnya, sebuah sesi foto prewedding di Gunung Bromo berakhir dengan kebakaran yang menghancurkan Bukit Teletubbies, dekat dengan lokasi pemotretan. Pasangan tersebut menggunakan flare untuk efek visual, yang tidak hanya melukai lingkungan, tetapi juga menyebabkan kebakaran meluas yang menghanguskan sekitar 10 hektar lahan. Petugas pemadam kebakaran memerlukan hampir 24 jam untuk memadamkan api.

Pasangan tersebut dan manajer wedding organizer (WO) yang bertanggung jawab atas sesi foto prewedding tersebut kemudian ditangkap dan dijadikan tersangka atas kebakaran tersebut. Mereka dihadapkan pada sanksi hukum dan denda yang besar.

Kisah tragis ini menjadi pelajaran berharga bagi semua orang yang ingin melakukan sesi foto prewedding di alam luar. Selain melanggar hukum dan merusak lingkungan, tindakan sembrono seperti menggunakan flare atau asap rokok dapat memicu kebakaran yang berbahaya dan merugikan banyak orang.

Dalam artikel ini, kita telah menggabungkan dua peristiwa terkait fotografi prewedding di Gunung Bromo, menyoroti keindahan alamnya yang memikat, dampak negatifnya yang mengkhawatirkan, serta kisah tragis kebakaran yang memberikan pelajaran berharga bagi semua orang tentang pentingnya bertindak dengan bijak dalam menghormati alam dan menjaga keselamatan diri sendiri serta orang lain.

Selain alasan hukum dan dampak lingkungan yang telah disebutkan, terdapat beberapa alasan lain yang mendukung pandangan bahwa fotografi prewedding di Gunung Bromo sebaiknya dihindari:

1. Keselamatan Pasangan: Fotografi prewedding di lokasi berbahaya seperti Gunung Bromo dapat membahayakan keselamatan pasangan yang terlibat. Letusan gunung berapi bisa terjadi tiba-tiba, meningkatkan risiko cedera atau bahkan kehilangan nyawa.

2. Kondisi Lingkungan yang Tidak Nyaman: Saat Gunung Bromo sedang meletus, kondisi di sekitarnya sangat tidak nyaman. Gas beracun dan debu vulkanik dapat menyebabkan masalah pernapasan serta ketidaknyamanan fisik yang serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun