Mohon tunggu...
Etna Nena Oetari
Etna Nena Oetari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Simple, easy going, positive thinker, Mom, onlinesale

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kehidupan itu Menyesuaikan. Sesuai Kepantasan

5 Oktober 2015   12:55 Diperbarui: 5 Oktober 2015   12:55 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada setiap rute kehidupan ada tanda-tanda. Tanda-tanda untuk membuat hidup manusia menjadi apaaa saja semau-maunya manusia.

Selalu ada dua sisi untuk segala hal dan segala sesuatu diciptakan berpasangan. Tinggal pilih saja, kepantasan seperti apa yang akan manusia usahakan untuk kehidupannya.

Mau hidup mudah,sederhana dan bahagia...ada.

Kalo tau nyetrum, jangan dipegang. Kalo tau digaruk tambah berdarah...jangan digaruk.

Tinggalkan apa yang buruk, ambil yang baik. Jauhi orang,pasangan, teman, hal-hal yang membuat sedih, dekati yang membuat hepi. Tinggal tiru cara orang yang sudah maju, pelajari kesalahan orang yang ga maju atau lama 

Mau hidup susah, buruk..ada.

Udah tau nyetrum, malah dipegang. Udah tau tambah berdarah, malah digaruk

Semua petunjuk hidup mudah sederhana dikerjakan terbalik aja, ditukar. Kerjakan yang buruk, abaikan yang baik.

Mau hidup penuh drama, air mata, keluhkesah tanpa batas kadaluarsa....bisa

Tempel orang/pasangan yang kasar,penipu,selingkuh..terus berkeluh kesah akan pekerjaan yang tidak disukai tapi juga teruss kerja ditampat yang sama selamanya.

Dilepasin-tidak

Disyukuri-tidak

@psychologicaI: Three solutions to every problem: Accept it, change it or leave it. If you can't accept it, change it. If you can't change it, leave it.

So...
Jadi tau kan bagaimana awal hidup penuh drama, derai air mata tanpa batas kadaluarsa dimulai

Menyangkal, Berdalih, Berkelit, pura-pura tulalit, pura-pura akan berakhir, pura-pura ada solusi, pura-pura ga tau siapa yang salah, pura-pura ga tau siapa yang harus berubah..

Dan semua nasehat dianggap lucu, anggap ganggu semua orang yang mau membantu, anggap sok tau orang yang menganjurkan ini itu...

Tapi kalo dipikir-pikir...salah sendiri juga, kenapa menyanjung diri seolah orang lain butuh bantuan kita, perlu nasehat kita. Menganggap nasehat kita yang paling mandra guna. Lebih-lebih kalo kita menasehati, mencoba membantu masih besar keinginan untuk dipujinya, untuk merasa berjasanya. Jadi begitu tidak diterima, nasheta didebat...lah malah kita yang marah dan kecewa. Tau-tau kita sudah membuat drama versi baru dalam hidup kita sendiri...iihiiy....hasil mang ga akan mengkhianati niat dan proses yah O:)

Itulah kenapa sekarang aq, hanya menerima curhat bila dilakukan sambil makan di restoran yang aq tentukan....hahaha

Jadi, sedang mengusahakan kepantasan hidup seperti apakah sekarang ini ?

#ngacaduluyangkhusu

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun