Mohon tunggu...
Etna Nena Oetari
Etna Nena Oetari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Simple, easy going, positive thinker, Mom, onlinesale

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aneh Ga sih?

2 Januari 2016   11:34 Diperbarui: 2 Januari 2016   13:45 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kadang gregetan sendiri, kenapa sih alergi banget dimodusin penuh akal bulus demi mulungi fulus oleh orang lain APALAGI oleh lembaga bernama sekolah. Lebih-lebih sekarang, gaung anti korupsi makin jelas terdengar. Revolusi mental sedang berusaha disebar. Program-program dari Kementrian terkait juga lebih menitikberatkan pada pendidikan karakter dan yang terbaru adalah budi pekerti

Jadi berisik sendiri di dalam kepala ingin protes bila menemukan hal-hal yang tidak sesuai, yang terendus ngemodus.

Aneh ga sih ?

Aneh ga sih, buku pelajaran sekolah yang dicetak negara dan bertuliskan tidak diperjualbelikan TAPI beredar lebih cepat di toko buku daripada di sekolah-sekolah ? Malah disarankan beli oleh pihak sekolah.

Aneh ga sih, buku sekolah yang tidak diperjualbelikan tadi bisa satu siswa satu kalo BELI sendiri daripada nunggu dibagi dari sekolah ?

Aneh ga sih, buku pelajaran sudah setumpuk dan kadang keteteran untuk di ajarkan ee..ehh masih harus beli LKS lagi ?

Aneh ga sih, nilai pelajaran olahraga bisa jadi MUTLAK ditentukan oleh berenang(lebih tepatnya BAYAR berenang) tidaknya siswa ? Dan itu sudah berlangsung berabad lalu (didramatisir dikit) sampai detik ini. Walo kemaren bisa 'digagalkan'. Entah besok-besok.

Aneh ga sih, nilai pelajaran lain juga bisa tergantung les atau tidak nya murid pada guru mata pelajaran tersebut ?

Aneh ga sih, sekolah yang lembaga pendidikan tapi bisa jadi ajang jualan produk tertentu ( nugget/produk olahan, susu, cemilan dan lain-lain) secara terbuka dan leluasa ? Tapi saat orangtua murid ingin menjadikan anaknya yang siswa sekolah itu berjualan atau kerennya mendidik jiwa entrepreuneer malah nyata-nyata dilarang dan dinasehatin "Ga usah segitu amat nyari duit"

Aneh ga sih, sekolah ngadain jalan-jalan BERBAYAR tapi kalo siswa ga ikut pakai di'ancam' ga ada keluar nilai atau apalah ?

Aneh ga sih, anak yang sekolah tapi banyak orang tua yang sibuk eksis ngurusin...entah apa di sekolah ? Pokoknya apa-apa berbau duit :D

Aneh ga sih, program bermutu nan muluk soal pendidikan, sekolah ini pada saat prakteknya berat benar untuk sesuai TEORI atau SOP nya ?

Aneh ga sih, kecurangan di dunia pendidikan, sekolah seperti bukan sesuatu yang mendesak untuk di respon ? Apa karena tidak melukai raga ? Tidak merusak benda-benda ?

Aneh ga sih, dan kementerian atau pihak terkait tidak menyediakan wadah untuk membuka pengaduan APALAGI mengeksekusi apa-apa yang diadukan tentang ketidaksesuaian antara teori dan prakteknya ? Kartu BPJS-ada.E-KTP malah pakai nomer whatsapp, apalagi yah...Seandainya mereka bisa bereaksi seperti ada kebakaran yang langsung seketika mendatangkan mobil pemadam kebakaran, atau seperti ada laporan kejahatan/kecelakaan yang polisi bisa segera datang. Atau kalo di Bandung, Dinas Jasa Marga akan segera datang bila warga melaporkan ada jalan, lampu yang rusak. Uuu...epeknya bisa seperti apa yah dunia pendidikan ? Atau menggerus dan memberangus semua yang ngemodus mulai dari atas sampai bawah. Jadi agak sedikit optimis kalo mengeluarkan program ini, program anu, sistem itu....Jadi hilang deh bayangan bahwa tiap-tiap program=PROYEK aja.

Aneh ga sih ... ? Ga ya.. ? Ga aneh yah...

Kalo gitu berarti aq aja yang aneh yah .... ah sutra lah....

#ngacaduluyangkhusu

#parentingantikorupsi

#GaPakeKorupsi

#PRUNG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun