Mohon tunggu...
Etna Nena Oetari
Etna Nena Oetari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Simple, easy going, positive thinker, Mom, onlinesale

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bukan Bintang Iklan-nya, kan?

14 Agustus 2014   19:53 Diperbarui: 18 November 2015   05:16 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merhatiin iklan produk susu, takjub bagaimana mereka mengemas iklannya. Duluuu mengandalkan kandungan segala spygomelyn, AA, DHA lah dll. Abis gt produsen tandingannya meng'matahkan' dgn bahwa semua susu kandungannya sama. Di 'gadai' kan efek minum susu bs bikin anak pintar, bs ngancingin baju sendiri (??) dll. Ganti lagi lewat rendah gula, takaran yang proposional sesuai umur. Pakai acara kontes ini dan itu (padahal mah intinya teuteup jualan).

Ada lagi yg mengumbar kelucuan berbagai macam anak sj dalam iklannya, malah produk susu yg dulu nya men'jamin' bahwa susu mereka itu setara dgn ikan,brokoli dll eh sekarang malah berbalik bahwa anak yg susah makan itu harus dicari dulu solusinya baru diminumin susu.Apa kabarnya ortu-ortu yg sudah meng'amin'i bahwa solusi anak susah makan itu diminumin susu yah...???

Sekarang makin ga nyambung makin bagus kali yah? Lucunya lg kalo nemuin ada ortu yang banggaaa bangets sama merek susu tertentu (padahal bukan bintang iklannya tuh ;-p). Terutama kalo yang muahaall."Kan ga mungkin kita dua-duanya kerja trus anak dikasih susu yg murah" gt alasannya.....ouch!!!

Semua iklan-iklan susu itu kan konsumen yang bayarin. ada yang bilang 40% harga produk susu itu adalah untuk bayar iklannya. Dan fantastis nya lagi gara-gara iklan susu tertentu koq ya bisa ada yang percaya bahwa susu itu bisa me'nyelamat'kan problem makan pada anak. Dah gt yang percaya itu orang-orang yang berpendidikan dan tinggal di kota, yang gadget nya paling canggih pula. Menurut aq koq ironis tragis miris. Itu susu untuk anak diatas setahun.

Nah gimana produsen susu jualan produk susu yang untuk di bawah 1 tahun ya' ? Kan ga boleh pakai iklan tu ? Hmm...disihir lah rumah sakit, dokter2 untuk jd tenaga pemasarannya. Masa' rekomendasi seorang ahli bisa salah ? Ya ga mungkin bangets ada dokter yang me'nyesat'kan pasiennya dari ASI ke formula demi menggemukkan rekening pribadi malah sampai bisa keluar negeri kann ? Jahat benerrr kalo 'niat' mereka begitu yah ?. Pastinya itu untuk kebaikan bayi pasiennya dwong ah (PADAHAL SETELAH PASIENNYA MENG-AMIN-I 'PRESENTASI'NYA KEMUDIAN MEMBELINYA,TUH DOKTER DAH BLAS LUPA SAMA PASIENNYA YANG UDAH BANGGA MERASA DIPERHATIIN SAMA DOKTERNYA ;) ). Tambah lagi pasiennya kurang informasi atau ga peduli soal ASI...klop dah. Pasti nya mujarab bener dah tuh angka penjualan produk susu walo tanpa iklan ya...

Amazing yah beberapa orang bisa 'meninggikan' derajat susu sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan gizi anak mereka. Bisa jadi ajang adu gengsi...jd maksudnya mah kalo mang menggunakan produk susu merk tertentu itu biasa aja dah. kagak usa sedemikian bangganya sampai merendahkan produk lain. Nemu juga euy orang kayak gt. Kan jadi aneh, bintang iklan bukan, perwakilan dr produk susunya bukan tp bangga nya kayak dia dibayar gt loh untuk nuji2 produk tersebut...haiyaa,kalo prosuk susu yang mahal itu sebenernya banyak faktor diluar kualitas produknya(yg masih dr susu sapii aja gt). Mereka itu kena biaya impor, ongkos buat bikin iklan, bayar iklan nya tayang di tipi, bayar SPG yang gerilya di supermarket/mall/acara, bayar 'tenaga ahli' untuk merekomendasiin produk mereka ke pasien nya,bayar iklan di media cetak,jd sponsor iklan, biaya buat bikin sovenir yg suka jadi iming2 kalo beli produk mereka....mang sapa yang bayarin semua itu....yaaaaaa konsumeeenn kaleee. Kompensasi nya yaahhh bangga lah produk yg biasa mereka beli sering nongol di tipi/media cetak.....????? Paling ga kan orang jd tau 'status' sosial nya jg lebih 'tinggi' kan karena produk yg mereka pilih

#ngacaduluyangkhusu

#parentingantikorupsi

#GakPakeKorupsi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun