Akhir-akhir ini, HTI tengah menjadi buah bibir di masyarakat. Tidak hanya di level atas, namun juga dibicarakan di level menengah dari kalangan masyarakat bawah.
Bagaimana tidak, sejak pengumuman rencana pembuburan ormas HTI oleh Menkopolhukam, Wiranto, 8 Mei lalu, sontak membuat banyak kalangan, terutama kalangan Islam terkaget-kaget, bahkan hampir semua stasiun Tv di negeri ini menjadikan rencana pembubaran HTI sebagai berita utama. Hal ini tentu saja merupakan pertolongan Allah SWT, dimana HTI yang telah berkiprah di Indonesia selama 20 tahun lebih, senantiasa berusaha dakwah mengkampanyekan tegaknya Daulah Khilafah Islam yang akan menerapkan Syari’at Islam secara Kaffah selalu ditutup-tutupi oleh pemerintah,, sekarang justru dikupas habis-habisan oleh media cetak dan elektronik, terlepas dari jujur dan tidaknya berita tersebut. Meminjam komentar Jubir HTI, Ust. Ismail Yusanto, HTI kini ‘Nothing’ menjadi “Something’.
Diantara klaim yang dilontarkan pemerintah yang menjadi alasan pembubaran HTI yang akan dipaparkan disini adalah Klaim bahwa HTI tidak punya andil dan kontribusi terhadap pembangunan di negeri ini. Benarkah demikian?
Sumbangsih HTI dalam mencerdaskan Umat.
HTI dikenal sebagai sebuah organisasi massa yang aktifitas utamanya adalah dakwah yang bersifat politis. Maka salah satu yang utama dan merupakan rahasia keberlangsungan Hizbut Tahrir di belahan dunia manapun, dalam hal ini di Indonesia, tentu saja pembinaan kader-kadernya melalui perhalaqohan. Halaqoh sendiri adlaah kajian yang bersifat wajib yang dilakukan 1 minggu sekali selama 2 jam. Didalam perhalaqohan ini dibahas berbagai kelimuan Islam mulai dari dasar seperti Aqidah, Qadha dan Qadar, perbandingan ideologi, dsb. Mempelajari dari satu kitab ke kitab lainnya.
HTI pun tidak pernah melarang para syabab dan syabahnya untuk melakukan kajian Islam dimanapun selain di HTI. Dengan begitu, hal ini akan membuat seseorang lebih kaya keilmuan dan wawasan Islamnya, sekaligus dapat menyaring dan membandingkan dalil mana yang lebih shahih dan Rajih terhadap suatu permasalahan. Bukankah hal ini merupakan kontribusi nyata yang berkesinambungan dan pencerdasan terhadap umat?
Hal ini baru dari sisi aktifitas perhalaqohan. Mari kita tengok kiprah HTI dalam banyak hal lain, yang mana hal tersebut notabene merupakan kontribusi HTI dalam melakukan pembangunan Sumber Daya Manusia. Diantaranya sebagai berikut :
- Sekitar 200 orang remaja melakukan aksi damai dari mesjid Takwa menuju bunderan Gajah padahari ahad 22/2/2009. Aksi ini diselenggarakan dalam rangka bentuk kepedulian MHTI (Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia) daerah Lampung terhadap pemberdayaan politik remaja. Aksi ini merupakan lanjutan acara ‘Talk Show Remaja Peduli Masa Depan’ yang dilaksanakan sehari sebelumnya (HTI Lampung).
- Forum Guru Ideologis yang diselenggarakan Tim Khusus Sekolah DPD 1 MHTI Kaltim pada tanggal 22 januari 2017 mengangkat tema “Fenomena Anak Geng di Samarinda Mengancam Masa Depan Generasi”
- Yang menjadi latar belakang diselenggarakannya acara ini karena perkelahian anatara geng di kota Samarinda telah menewaskan korban. Hal ini menunjukan Fenomrna geng remaja ini perlu mendapat perhatian dari seluruh kalangan, termasuk para guru.
- Siti Halimah, S.Ag, Guru Agama SMPN 21 Samarinda menyebut merebaknya fenomena geng remaja sudah mengarah pada kriminalitas (hizbut-tahrir.or.id)
- HTI DPD 1 Yogyakarta mengadakan acara ‘Forum Intelektual Muslim’. Acara tersebut dilaksanakan di gedung University Cetre UGM.Acara ini mengambil tema : “Liberalisasi Migas di Indonesia : Kritik dan Solusinya menurut Islam”. Hadir sebagai peserta adalah dosen baik negeri maupun swasta di Yogyakarta. Materi yang dibahas adalah benarkah subsidi BBM membebani APBN? Benarkah kenaikan harga minyak dunia menjadi alasan utama pemerintah mengurangi subsidi BBM? Dan lebih jauh lagi, bagaimana Islam memandangan persoalan ini? (hizbut-tahrir.or.id)
- Lajnah Khusus Pengusaha (LKP) HTI DPD II Kab. Tangerang menyelenggarakan acara temu wirausaha / pengusaha Muslim Kab. Tangerang pada tangga; 19/11/2016. Bertempat di ruang meeting Hotel Amaris Citraraya. Sekitar 20 orang pengusaha muslim Kab. Tangerang hadir dalam acara tersebut. Tema yang diangkat adalah : “Pengusaha Rindu Syurga. Menajdi pejuang Syariah dan Khilafah”. Hadir selaku pemateri H. Masduki Asbari, ST.MM. Adapun materi yag disampaikan H.Masduki mengangkat tema “Ekonomi Ribawai dan Investasi Syari’ah” (hizbut-tahrir.or.di)
- Sekitar 25.000 umat Islam HTI Jabar memadari Stadion si Jalka Harupat, Soreang, Kab. Bandung dalam acara Konferensi Rajab 1423 H. Rabu 29 Juni 2011. Konferensi tersebut mengambil momentum Isra Mi’raj Rasul saw pada sepanjang bulan Rajab 1423 H dengan tajuk “Hidup Sejahtrea dibawah Naungan Khilafah”
- Tidak hanya dijabar, Konferensi Rajab ini pun dilakukan di 29 kota di Indonesia, dengan tujuan mencerahkan dan mencerdaskan ummat. Dipaparkan bahwa saat ini, rakyat Indonesia tengah dirundung banyak masalah. Khususnya di bidang sosial, ekonomi, dan kesejahteraan (inilah.com, 24/6/2011)
- Hal lain yang tidak bisa dianggap remeh dan cukup berpengaruh adalah tersebarnya buletin Al –Islam. Isinya begitu mencerahkan dan mencerdaskan. Senantiasa berbicara masalah keumatan. Hal ini akhirnya membuat sebagian pembaca Al-slam menjadi tersadarkan bahwa Islam adalah solusi. Contoh Kecil saja, ketika Al-Islam mengangkat tema tentang disintegrasi negeri ni. Ktitik Al-Islam terhadap lambannya pemerintah pada gerakan OPM di Papaua dikupas habis dan diberikan penjelasan solusi Isla dalam menjaga keberagaman dan memberi rahmat bagi seluruh Alam.
- Hampir disetiap lokasi dimana terjadi bencana alam, HTI tidak ketinggalan kontribusi sebagai bagian dari negeri iini dnegan melakukan kegiatan TMU (Tabani Mashalilh Umat = Mengadopsi Kemaslhatan Umat ), Contohnya di Sleman Jogja saat gunung kelud meletus, ada di Bojonegoro saat banjir melumpuhkan Bojonegoro, ada di Garut saat musibah banjir bandang, bahkan TMU HTI ada di Aceh pada saat gempa bumi dan Tsunami menyerang Aceh pada tahun 2916.
HTI telah mengambil peran positif yang nyata ditengah umat. Klaim pemerintah bahwa HTI tidak memiliki kontribusi dalam pembangunan di Indonesia adalah salah besar. Silakan saja tanya kepada rakyat Indonesia yang berfikiran jernih!.
(ummu karimah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H