" Kamu punya buku primbon gak ?" itu kata temanku yang rumahnya satu RT dengan saya . "Gak , buat apa primbon ?" kata saya balik nanya. " Semalam aku mimpi digigit ular , artinya apa ya..?" jawab dia.
"Hare gene masih percaya primbon ?" itu kata teman saya satunya lagi . "Hare gene kalau ada pertanyaan , tanyakan saja sama Om Google . Om Google lebih pintar daripada Primbon !".
Emang betul ya , Google lebih pintar daripada primbon ? " Tapi ngomong - ngomong saya jadi teringat waktu sekolah dulu .
Pada waktu itu , saya percaya banget dengan yang namanya ramalan di primbon . Kalau malamnya mimpi , besok begitu bangun cepat-cepat liat arti mimpi tersebut . Primbon , tidak hanya bisa menafsirkan arti mimpi saja . Tapi primbon juga bisa meramalkan tentang jodoh, numerologi ( mengetahui arti dari angka2) , Palmistry ( rahasia garis tangan) , tanda-tanda di tubuh , watak berdasarkan tanggal lahir , shio , kedutan , Saat telinga berdenging , Saat menstruasi dan masih banyak lagi. Mungkin primbon itu Google versi sederhana.
Entah kenapa , saya pada waktu itu percaya banget sama primbon . Saya ingat , ketika itu menstruasi hari Senin . Dalam ramalan primbon kalau mens hari Senin bakal mendapat kabar/surat . Dan benar saja , tiba-tiba saya dapat surat dari pacar (Aiih.. seneng banget ). Maklum dulu waktu saya sekolah , pacaran itu surat-suratan belum ada SMS ataw BBMan . Trus ada lagi kejadian yang membuat saya percaya sama primbon , yaitu ketika mata kanan saya kedutan . Berdasarkan ramalan primbon bakal menangis. Dan ternyata ramalannya benar lagi , karena saat itu diputuskan sama pacar dan saya nangis semalaman.
Mungkin itu semua hanya kebetulan dan tidak ada kaitannya dengan ramalan primbon. Tapi entah mo kebetulan atau nggak , pokoknya pada saat itu saya percaya deh. Soalnya banyak kejadian yang saya alami berdasarkan ramalan primbon .
Primbon itu sebenarnya merupakan suatu adat kebiasaan atau aturan kepercayaan yang masih hidup dan senantiasa dilestarikan masyarakat kita terutama yang sudah sepuh dan merupakan warisan budaya leluhur yang banyak ragamnya .
Masalah percaya atau tidaknya , itu semua terserah bagaimana kita menyikapinya .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H