Mohon tunggu...
Nely Merina
Nely Merina Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, Pebisnis dan IRT

Menulislah untuk mengubah peradaban

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berjihad di Jalan Allah

9 Mei 2014   18:32 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:41 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Orang yang mati syahid tak akan merasakan sakit kecuali seperti gigitan semut atau lebah. Lihatlah wajah-wajah para jenazah syuhada tidak menakutkan justru tersenyum tenang. Justru lebih sakit orang yang meninggal di tempat tidur yang meninggal karena sakratul mautnya yang susah.

Atthabrani meriwayatkan : Nabi SAW bersabda orang yang mati syahid itu tidak merasakan pedihnya pembunuhan tikaman itu kecuali sebagaimana seorang merasakan sentuhan cubitan. Abu Syaikh pun meriwayatkan gigitan semut lebih sakit bagi seorang yang mati syahid melebihi sentuhan senjata,bahkan sentuhan senjata itu baginya lebih segar dari es yang dingin di cuaca panas.

Bagi orang yang mati syahid di daratan dosanya akan diampuni kecuali hutang. Jika kita memang memiliki hutang maka  jangan sekali kali berniat untuk tidak membayar. Jika kita meninggal masih meninggalkan hutang dan sanak saudara tak ada yang mampu membayar hutang, namun saat masih hidup berniat membayar maka Allah yang akan melunasi hutang kita di akherat.

Dalam riwayat Ibn Majah.Berbeda dengan orang yang mati syahid di daratan, orang yang mati syahid di lautan seluruh dosanya akan diampuni termasuk utangnya. Karena berperang di laut sama dengan sepuluh kali perang di darat. Dan orang yang keluar dari laut bagaikan orang yang berlumuran darah fisabillillah.

Attahbrani pun meriwayatkan tiap muslim yang melemparkan panah fisabillilah lalu sampai yang disasarkan atau luput maka mendapatkan pahala bagaikan memerdekan budak dari turunan Ismail dan tiap orang yang beruban dalam jihad fisabillillah maka uban itu akan berupa cahaya. Dan tiap orang yang memerdekan budak muslim bagaikan menebus anggota orang yang memerdekan dari api neraka.

Nabi SAW bersabda dalam riwayat Attirmidzi, berdirinya seseorang dalam jihad fisabillah itu lebih afdhal dari sembahyang dirumah 70 tahun. “Apakah kamu tidak suka diampunkan Allah dan dimasukkan ke surga. Berjuanglah fisabillilah siapa yang jihad fisabillillah meskipun hanya selama orang memerah susu unta maka ia pasti mendapat surga.”

Dan berjaganya fisabillillah di malam hari itu lebih afdol dari bangun sembahyang seribu malam.sedangkan siangnya puasa. Namun jihad juga harus melihat musuhnya dulu jika musuh lewat propaganda maka kita lewat propaganda juga, jika senjata maka senjata juga dan tulisan tulisan juga. Jangan berjihad namun asal jihad, harus tahu juga teknik dan metodenya jangan asal niat nekad namun tak memiliki kekuatan untuk berjihad.

Dan siapa yang mati sebelum berjihad dan tidak ada niat akan berjihad dalam hatinyah maka matinya di salah satu cabang nifaq.

Begitu juga pada riwaiyat  Attirmidzi siapa, yang menghadap Allah tanpa bekas jihad maka ia menghadap Allah sedang imannya ada lobang gompel pecah dikit. Dan siapa yang meminta kepada Allah untuk mati syahid dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan menyampaikannya ke tingkat orang yang mati syahid meski ia mati diatas tempat tidurnya (Muslim, Abu Dawud, Attirmidzi, Annasai, dan Ibnu Majah.

Kajian Ustad Soffar Mawardi di Daarul Muwahid, Kitab Irsyadul Ibad pada tanggal 18 April 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun