Menerapkan budaya positif dengan menciptakan kelas impian merupakan harapan dan cita-cita seorang guru. Dengan terlaksananya budaya positif serta menerapkan kelas impian akan tercipta kesenangan dalam belajar. Menumbuhkembangkan rasa cinta terhadap pelajaran  dan guru yang menyenangkan.Â
Menciptakan suasana dalam kelas berwarna-warni tidak monoton. Berbagai corak dan  ragam siswa  dalam satu kelas. Bertingkah laku yang berbeda dibawa dari keluarga.  Â
Di sinilah tugas seorang guru mendidik dengan memberikan warna positif. Membiasakan bertingkah laku sopan  dengan sesama teman. Â
Membudayakan berakhlak mulia adab kepada guru. Menyapa apabila bertemu. Minta izin bila berjalan ditengah-tengah orang banyak.Â
Siswa adalah harapan bangsa aset negara yang akan meneruskan perjuangan dan cita-cita bangsa. Siswa yang cerdas, terampil, dan berakhlak mulia adalah pemimpin yang diimpikan.Â
Budaya positif yang ditanamkan sejak di bangku sekolah akan membekas dalam dirinya. Perlakuan yang mendidik dengan kasih sayang akan melekat pada memori siswa. Di sekolah guru tidak memberikan sanksi  terhadap siswa yang bersalah. Seperti memukul siswa, tegak kaki sebelah dan  tangan memegang telinga, hormat bendera sampai pulang atau habis jam pelajaran dan pushup 50 kali.Â
Semua itu diterapkan hasilnya nihil tidak ada arti. Bagusnya siswa diberikan contoh teladan seorang sastrawan yang hobinya berliterasi. Banyak,membaca, menulis,berhitung, dan praktek.Â
Melaksanakan aturan secara konsisten dengan kesadaran sendiri. Akan tercapai visi sekolah yaitu  menumbuhkan siswa sebagai pemimpin masa depan dalam konteks merdeka belajar dan Profil Pelajar Pancasila. Guru bukan hanya memberi pengetahuan yang sifatnya sesaat, tatapi memberikan bekal pengetahuan, bekal pengalaman yang akhirnya menuju jalan kesuksesan di masa depan. Guru juga mampu menggali nilai-nilai positif dalam diri siswa, berkolaborasi dengan teman sejawat dan siswa dalam mewujudkan sekolah impian.
Berdasarkan filosofi ki hajar dewantara Tidak ada keabadian dalam kehidupan manusia dan lingkungannya. Pengaruh alam dan jaman adalah penguasa kodrat yang tidak bisa dihindari oleh manusia. Anak-anak adalah sebuah kehidupan yang akan tumbuh menurut kodratnya sendiri, yaitu kekuatan hidup lahir dan hidup batin mereka.Â
Maka, Ki Hadjar menekankan arti penting memperhatikan kodrat alam dalam diri anak semasa pendidikan. Artinya Pendidikan itu sudah setua usia manusia ketika manusia mulai bertahan hidup dan mempertahankan hidup dengan membangun peradabannya.Â
Mendidik anak itu sama dengan mendidik masyarakat karena anak itu bagian dari masyarakat. Mendidik anak berarti mempersiapkan masa depan anak untuk berkehidupan lebih baik, demikian pula dengan mendidik masyarakat berarti mendidik bangsa.