Pagi selesai beres-beres ambil sapu lidi. Â Sudah lima hari tidak membersihkan halaman di samping rumah. Hari Minggu bongkar barang yang tidak terpakai bersihkan kolong lemari, kolon tempat tidur . Ya pokoknya bersih-bersihlah mumpung libur.Â
Menjelang waktu ashar rebahan dulu meluruskan badan agar fit. Selesai shalat  ashar langsung ke samping rumah sambil bawa mances untuk membuat awan ... eh eh kok awan asap.Â
Ambil sampah jambu biji e-rupanya ada setangkai jambu biji sudah terduduk di dekat pohonnya. Sepertinya baru jatuh karena berat masih terbungkus rapi dengan plastik sama kertas. Hati ini rasa senang betul dapat menikmati hasil tanaman sendiri.Â
Buah-buahan yang hasil tanaman sendiri berbeda dengan yang dibeli di pasar atau toko  buah.  Enaknya pertama uang sudah pasti tidak keluar kedua masih higienis tidak mencicipi pestisida atau pupuk kimia.Â
Pohon jambu biji ini sudah yang ketiga kalinya panen. Masih banyak lagi buah yang mau dipanen. Setelah seminggu dibungkus buahnya langsung besar apa lagi kalau musim hujan.Â
Musim hujan pohon jambu ini kelihatannya segar sekali. Tanaman juga bersyukur dengan datangnya hujan sama seperti manusia. Buktinya buah-buahan cepat berbunga dan hasilnya cukup memuaskan.Â
Jadi manfaatkanlah apabila ada sedikit sisa tanah di sekitar tempat tinggal kita. Di dalam pot juga bisa hidup asal asupan makanannya cukup. Berikan saja bekas tanah pembakaran malah hasilnya jauh lebih bagus.Â
Kalau saya perhatikan mangga diberi pupuk kimia batangnya busuk dimakan ulat. Sedangkan pakai tanah pembakaran tidak busuk dan bertahan  lama umurnya. Semoga tulisan ini menjadi inspiratif bagi yang punya hobi bertanam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H