Mohon tunggu...
Nelson Rachel Rafael
Nelson Rachel Rafael Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswa semester satu program studi S1 Akuntansi di Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Budaya Curhat Online: Mencari Dukungan atau Sekadar Hiburan?

6 Desember 2024   21:35 Diperbarui: 6 Desember 2024   21:38 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era digital ini, media sosial bukan sekadar tempat berbagi foto dan video, tetapi juga menjadi ruang untuk mencurahkan isi hati. Fenomena "curhat online" telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak muda. Namun, seiring berkembangnya tren ini, muncul pertanyaan: apakah curhat online benar-benar memberikan solusi, atau justru menjadi sekadar hiburan yang rentan memunculkan dampak negatif?

Mencari Dukungan di Dunia Maya

Tidak dapat dipungkiri, curhat online memberikan akses yang cepat dan mudah bagi mereka yang merasa butuh didengar. Berbeda dengan curhat langsung, platform digital memungkinkan pengguna untuk mencurahkan isi hati tanpa takut dihakimi. Banyak anak muda merasa lebih nyaman berbicara secara anonim atau melalui layar, terutama dalam membahas masalah yang dianggap sensitif, seperti kesehatan mental, hubungan pribadi, atau tekanan hidup.

Dukungan emosional dari komunitas daring sering kali menjadi penyelamat. Jawaban berupa pesan positif, motivasi, atau pengalaman serupa dari pengguna lain memberikan rasa bahwa mereka tidak sendirian. Ini menjadi aspek positif yang membuat curhat online terasa membangun.

Ketika Privasi Menjadi Komoditas

Namun, budaya curhat online juga membawa risiko besar. Salah satunya adalah kerentanan terhadap eksploitasi privasi. Di era di mana data menjadi komoditas, unggahan yang bersifat pribadi dapat digunakan secara tidak bertanggung jawab, baik untuk pelecehan siber maupun tujuan komersial.

Selain itu, ada risiko kebocoran informasi pribadi. Unggahan yang awalnya dibuat untuk mencari dukungan dapat dengan mudah diambil di luar konteks dan digunakan untuk menyerang atau mempermalukan individu tersebut. Dalam kasus tertentu, bahkan dapat menyebabkan tekanan yang lebih besar daripada masalah awalnya.

Curhat atau Konsumsi Hiburan?

Fenomena curhat online juga sering kali menjadi konsumsi hiburan bagi para pengguna lainnya. Masalah pribadi yang diunggah ke ruang publik dapat memicu perdebatan atau bahkan komentar sarkastik dari orang yang tidak berempati. Dalam beberapa kasus, curhatan ini bukan lagi menjadi sarana mencari solusi, tetapi berubah menjadi konten viral yang justru memperburuk masalah.

Bahkan, muncul kebiasaan di mana pengguna sengaja membagikan cerita sensasional untuk mendapatkan perhatian atau validasi. Hal ini memperkeruh makna asli dari curhat, yakni sebagai upaya mendapatkan dukungan emosional yang tulus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun