Mohon tunggu...
Abraham Nelson Sitompul
Abraham Nelson Sitompul Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hmm.. siapa saya? Cuman seseorang yang mencoba hidup dari internet sih..

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Bagaimana Nilai Gadai Jika Brand Hengkang?

1 Februari 2016   21:36 Diperbarui: 11 Juli 2016   15:17 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Baru-baru ini saya mendengar bahwa Salah satu merek mobil yang besar di dunia menarik diri dari Indonesia. Secara nalar pemikiran saya, jika brand hengkang, maka ada efek terhadap harga jual di pasaran bekas (used car). Dan tentu saja, jika harga jual jatuh maka nilai gadainya terpengaruh. Jika beberapa tahun yang lampau ada sepeda motor merek China yang cukup eksis, tetapi setelah importirnya melakukan stop penjualan maka harga jual berimbas dan bahkan beberapa leasing menolak penjaminan BPKB-nya. Kejadian terhadap mobil merek Amerika tersebut tidak bisa disamakan dengan motor cina. Jadi saya belum berani berkomentar jika leasing tidak akan mencover penjaminannya.

Seperti biasa, saya mencoba mencari referensi tentang kejadian ini, terutama pada beberapa situs layanan gadai bpkb mobil yang aktif di media internet, misalnya Layanan Siduit, Mr Kredit, Jaminbpkb dan lain-lain. Dan saya membaca blog mereka sebagian besar menyatakan bahwa kejadian ini pasti berimbas. Tersirat bahwa merek Jepang mendominasi nilai pencairan dana yang tinggi daripada buatan negara lain. Bahkan hanya beberapa leasing saja yang berani mengcover brand di luar buatan negara Jepang. Memang mereka tidak pernah menyebutkan brand tertentu yang tidak bisa dicover maupun nilai gadainya kecil, tetapi beberapa teman menyebutkan bahwa pada merek selain buatan negara Sakura, prosentase pencairannya lebih rendah.

Dari pengamatan saya, ada satu kesimpulan yang mungkin bisa dipertimbangkan lagi jika ingin membeli mobil. Jika saya ingin membeli mobil, maka perlu perhatikan bukan sekedar kekuatan purna jualnya. Melainkan juga harga jual bekasnya di pasaran. Saya sendiri bukan tipe setia yang dalam waktu 10 tahun hanya menggunakan mobil yang itu-itu saja. Pengalaman yang sudah-sudah, masa pakai 5 tahun sudah cukup dan perlu mengganti yang umurnya lebih muda. Selain terkait kondisi mobil, nilai jual kembali, dan sekarang saya juga berfikir lagi tentang nilai gadai. Hal ini menjadi concern saya, karena sebagai pengelola usaha, kadang saya butuh dana besar untuk memperbesar perputaran bisnis. Dan saat itu saya lebih suka menggadaikan di leasing karena proses lebih cepat.

Saya yakin dalam beberapa waktu ke depan akan ada action dari lembaga gadai terkait dengan hengkangnya merek Amerika dari Indonesia. Mungkin diawali dengan turunnya nilai pencairan uang yang dipinjam. Dan brand tersebut hengkang dalam waktu yang lama (lebih dari 10 tahun), maka bisa saja nasib unit-unit yang sudah beredar akan sulit dicover lembaga gadai, dan nasibnya akan sama dengan motor China. Bagimana menurut pembaca kompasiana?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun