Mohon tunggu...
Abraham Nelson Sitompul
Abraham Nelson Sitompul Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hmm.. siapa saya? Cuman seseorang yang mencoba hidup dari internet sih..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengapa Pantai di Pulau Dewata Sangat Disukai?

18 April 2015   16:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:57 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tematik Water Sport di Tanjung Benoa

Sebagai orang yang suka travelling, saya melihat sebenarnya keberadaan obyek wisata yang tersebar di seluruh Indonesia tidak berbeda jauh dengan yang ada di pulau Bali terutama dalam hal keindahan pantainya. Masalahnya kenapa yang di pulau Dewata menjadi sangat terkenal dan disukai oleh wisatawan? Saya berandai-andai, jika semua tempat yang bagus dikelola dengan cara seperti yang di Bali, mungkin bisa saja memiliki popularitas yang sama bahkan lebih terkenal. Dan sebagai turis biasanya, saya mencatat beberapa hal yang menjadi keunggulannya. Adapun penyebab pantai di Bali disukai adalah: [caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Tematik Water Sport di Tanjung Benoa"][/caption]

  1. Gratis. Banyak pantai di wilayah Indonesia yang mulai terkenal, buru-buru deh dikenai retribusi dan membayar ini itu. Beda dengan yang di Bali, dimana saya lihat pemerintah setempat memungut retribusi bukan dari end user (wisatawan), melainkan dari pelaku usaha yang memanfaatkan keindahan pantai. Kalaupun ada yang membayar, biasanya tidak mahal dan tingkat kunjungannya tidak setinggi di wilayah yang gratis.
  2. Prasarana pendukung dibangun. Mulai jalan ke tempat wisata, sarana umum seperti toilet dan kemudahan pembangunan hotel dilakukan. Saya pernah berkunjung ke salah satu pantai di pulau Jawa yang memiliki jalan yang buruk menuju ke sana. Saat mobil sudah belepotan melewati kubangan lumpur, ehh sampai di tempat yang belum terkenal tersebut ada penarikan retribusi. Gak mahal tapi cukup keki aja.
  3. Tidak banyak aturan bagi wisatawan. Bagi pelaku usaha di Bali, mungkin mereka dikenai berbagai aturan main yang cukup banyak dari pemerintah setempat. Saya sempat ngobrol dengan penjual minuman di pantai kuta, mereka diwajibkan menjaga kebersihan di sekeliling lapaknya, harus sudah pergi sebelum jam tertentu dan dilarang memaksa pengunjung. Sedangkan di sebagian wilayah lain, pelaku usaha terlalu dimanjakan seolah merekalah raja setempat. Kita sebagai pengunjung dibatasi waktunya sementara mereka dengan bebasnya keluar masuk dan seringnya tidak menjaga kebersihan.
  4. Selalu ada inovasi yang disukai oleh wisatawan. Pantai di Bali banyak yang memiliki tema berbeda-beda. Misalnya Jimbaran sebagai tempat diner di pinggir pantai, tanjung benoa untuk water sport dan lain-lain. Coba anda lihat di wilayah lain, adakah pemberlakuan tematik? Jika satu kota memiliki beberapa pantai maka jika salah satu terkenal, maka yang lainnya dikemas sama. Jadi wisatawan merasa cukup mengunjungi salah satu saja.
  5. Keamanan cukup terjamin terutama dari gangguan orang lain. Memang sih saya cukup jengkel dengan perilaku pedagang asongan yang tidak brenti-brentinya menawarkan dagangan di kuta. Tapi beberapa kali ke sana saya tidak mendengar ada gangguan yang mengarah kekerasan dari mereka. Saya malah pernah mengalami kejadian tidak mengenakkan di salah satu pantai di jawa. Di mana, karena tidak membeli barang dagangan, eh.. dengan bahasa setempat mereka ngomel dengan kata-kata yang tidak enak di telinga. Bahkan nge-dumel dilarang parkir di dekat areanya karena tidak beli. Saat pulang, saya lihat mobil saya pada bagian belakang seperti di siram dengan air cucian. Hhmm..

Dari kenyataan di atas, rasanya sangat wajar jika pantai-pantai di pulau Dewata lebih disukai oleh pelancong. Dan inilah bukti keberhasilan penataan pariwisata Bali yang perlu dicontoh oleh wilayah lain di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun