Mohon tunggu...
Nelly Harizah
Nelly Harizah Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa

History of islamic civilization'16 UIN STS JAMBI

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang Kayo Hitam Raja Jambi

8 November 2019   14:14 Diperbarui: 8 November 2019   14:29 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Naskah merupakan manuskrip, secara khusus naskah adalah semua dokumen tertulis yang ditulis tangan, dibedakan dari dokumen cetakan atau perbanyakannya dengan cara lain. Naskah kuno merupakan benda budaya bangsa yang perlu dilestarikan dan dimanfaatkan. Jambi adalah wilayah Sumatera Bagian Selatan yang memiliki potensi sumber daya sejarah yang tinggi. 

Peradaban di Jambi sudah tumbuh dan berkembang sejak awal masehi. Wilayah ini memiliki naskah-naskah kuno yang masih disimpan oleh masyarakat setempat dan instansi-instansi terkait. Tulisan yang termuat di dalam naskah tersebut adalah  menggunakan tulisan Arab Melayu dan berbahasa Melayu. Sama halnya yang terdapat dalam Naskah Sila-sila keturunan Raja Jambi.

Jambi berkembang di wilayah cekungan Batang Hari, sungai terpanjang kedua di Sumatra setelah sungai musi. Sungai ini, dan anak-anak sungainya, seperti Tembesi, Tabir dan Merangin, merupakan tulang punggung wilayah tersebut. Sungai Tungkal yang berbatasan dengan Indragiri memiliki cekungan tangkapan air sendiri. Sungai-sungai itu merupakan andalan transportasi utama Jambi. Wilayah Jambi dulunya merupakan wilayah Kerajaan Malayu, dan kemudian menjadi bagian dari pendudukan wilayah Sriwijaya yang berpusat di palembang. Pada akhir abad ke-14 Jambi merupakan vasal Majapahit, dan pengaruh Jawa masih terus mewarnai kesultanan Jambi selama abad ke-17 dan ke-18.

Berdirinya kesultanan Jambi bersamaan dengan bangkitnya Islam di wilayah itu. Kesultanan Jambi dipimpin oleh raja yang bergelar sultan. Raja ini dipilih dari perwakilan empat keluarga bangsawan (suku): suku Kraton, Kedipan, Perban dan Raja Empat Puluh. Selain memilih raja keempat suku tersebut juga memilih pangeran ratu, yang mengendalikan jalan pemerintahan sehari-hari. Dalam menjalankan pemerintahan Pangeran Ratu dibantu oleh para menteri dan dewan penasihat yang anggotanya berasal dari keluarga bangsawan. Sultan berfungsi sebagai pemersatu dan mewakili negara bagi dunia luar.       

Tulisan ini berisi tentang silsilah Raja-raja Jambi terkhusus kepemimpinan Orang Kayo Hitam dalam naskah "Sila-sila Keturunan Raja Jambi". Naskah ini ditulis oleh Ngabehi Sutho Dilago Priyayi Raja Sari Pembesar dari orang Kerajaan Jambi. Naskah ini ditulis dengan menggunakan bahasa  Arab-Melayu. Naskah Sila-sila Keturunan Raja Jambi ini disusun pada tanggal 20 bulan juni tahun 1960 dan baru diterbitkan pada tahun 1982 di Jakarta untuk saat ini naskah tersebut berada di Perpustakaan Nasional RI.

dokpri
dokpri
Naskah tersebut berisikan: ketika  Tun Telanai wafat  maka jambi tidak mempunyai raja lagi. Kemudian  pergilah anak  perempuan Raja Pagaruyung yang bernama Putri Selaras Pinang Masak ke Jambi. Putri Selaras Pinang Masak ialah anak pertama dari tiga bersaudara yang turun ke Jambi dan menjadi Raja di Jambi Yang Bernegeri Di Tanjung Jabung. Putri Selaras Pinang Masak kemudian menikah dengan Datuk Paduko Berhala anak dari Raja Setambul. Sepasang suami istri ini kemudian menjadi Raja di Jambi. Mereka memiliki empat orang anak yaitu Rangkayo Pingai, Rangkayo Kedatarn, Rangkayo Hitam dan Rangkayo Gemuk. Dan dari saudara Putri Selaras Pinang Masak yang tinggal di pagaruyung memiliki empat orang anak juga yaitu Sunan Muara Pijoan, Sunan Kembang Sri, Sunan Pulau Johor.

Setelah Orang Kayo Hitam Dewasa,  di Islamkan lah tiga saudaranya. Maka Jadilah Islam Negeri Jambi. Pada saat itu Jambi selalu mengantar Upeti pekasam pacat dan pekasam kaluang kepada Ratu Mataram. Pada suatu hari Orang Kayo Hitam menahan orang Jambi mengantar Upeti pekasam pacat dan pekasam kaluang ke Mataram dikarenakan haram baginya. Maka tidak dihantar lah upeti tersebut ke Mataram. Pada suatu hari Ratu Mataram bertanya kepada mentrinya "Apa yang menyebabkan Jambi tidak menghantar upeti lagi ke Mataram?" jawab mentrinya, Orang Kayo Hitam lah penyebabnya. Dia menahan orang Jambi untuk mengantar upeti ke Mataram. Maka Ratu Mataram memerintahkan menterinya untuk untuk membuat sebilah keris dan sebatang tombak dengan beberapa Ritual Khusus dan Bahan besi yang diambil dari Sembilan besi dari Sembilan desa dan menyapunya dengan air Sembilan sungai. Maka dibawalah keris dan tombak oleh Tumenggung Beraja Karti.

            Mendengar berita tersebut Orang Kayo Hitan pun pergi ke Mataram. Setelah sampai di Mataram Orang Kayo Hitam bertemu dengan seorang pande besi yang sedang menempah Besi. Maka bertanyalah Orang Kayo Hitam " Alangkah eloknya keris itu, bolehkah saya memegangnya keris itu?" jawab tukang keris itu "Tidak boleh, keris ini milik Raja Mataram. Kau berasal dari mana?" Tanya Tukang keris itu. "saya seorang petualang" jawab orang kayo hitam. Maka berceritalah si pande besi ini kepada orang kayo hitam bahwa keris ini dibuat untuk membunuh seorang yang sakti dari Jambi yang bernama Orang kayo Hitam. Maka direbutlah keris itu dari tangan si pande besi itu dan digenggamnya lalu berkata "Akulah Orang kayo hitam jambi itu" lalu dikapaklah tukang itu belah dari kepala lalu kelandasannya hingga ke tanah. Maka marah dan ngamuk orang kayo hitam dengan Raja Mataram sehingga takluk lah kerajaan Mataram pada Orang kayo hitam. Setelah itu orang kayo hitam menginginkan tombak yang dibuat oleh si tukang pembuat keris itu menjadi miliknya, maka diserahkanlah Sebatang Tombak itu oleh Ratu Mataram untuk orang kayo hitam. Ratu Mataram kemudian hanya memangku negeri saja.

            Tak berapa lama kemudian orang kayo hitam pulang ke jambi. Kemudian, sampailah pula utusan dari Ratu Majapahit meminta bantuan perang kepada saudaranya datuk paduka berhala. Maka pergilah orang kayo hitam ke tanah jawa untuk membantu perang Ratu Majapahit. Sesampainya orang kayo hitam di Majapahit, maka di berikanlah negeri majapahit kepada orang kayo hitam. Maka berperanglah orang kayo hitam dengan musuh-musuhnya itu. Dalam perang tersebut Orang kayo hitam berhasil mengalahkan negeri brebes, negeri pemalang, pengagungan, Kendal, jepara, dan negeri demak Raja Patah. Semua negeri tersebut berhasil ditaklukan oleh orang kayo hitam, maka menanglah negeri Majapahit. Setelah itu orang kayo hitam menikah dengan anak Ratu Mataram kemudian mereka di perintahkan oleh Ratu Majapahit untuk memimpin salah satu wilayah taklukannya yaitu negeri Pemalang. Namun, orang kayo hitam menolaknya karna ia ingin pulang ke tanah jambi lagi.

            Ketika orang kayo hitam sampai di Jambi Ia mendapati ayahnya telah meninggal dunia dan di makamkan di pulau berhala oleh orang kayo pingai. Kemudia kerajaan di jambi digantikan oleh orang kayo pingai. Dikarenakan orang kayo hitam sudah datang ke jambi, maka orang kayo pingai mengundang semua saudaranya dan mengumpulkan raja-raja untuk memufakatkan bahwasannya dirinya sudah merasa tua dan tidak sanggup lagi untuk menjadi raja dan memimpin Jambi. Maka di tunjuklah orang kayo hitam sebagai Raja kerajaan jambi untuk meneruskan kepemimpinannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun