Mohon tunggu...
Connect Indonesia
Connect Indonesia Mohon Tunggu... -

http://www.connect-indonesia.org. Connect Indonesia was founded in January 2000 by a small group of caring individuals who are passionate about Indonesia and who care about its development and its connection to the world. As quoted by Margaret Mead:\r\n \r\n"Never doubt that a small group of thoughtful committed citizens can change the world. Indeed, it is the only thing that ever has"\r\n\r\nThe above quote has strengthen our believes that each and everyone of us can work together to create a team of volunteers to make necessary contributions to help develop Indonesia to become a prosperous nation, literate, independent and globally connected.

Selanjutnya

Tutup

Money

Obat Kanker Ekonomi Indonesia Bibit Kokoa Unggul Propagasi dengan “Somatic Embriogenesis”

24 Agustus 2010   21:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:44 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

By Nelly Andon Br Torus for http://www.tefp.org

Saat ini Indonesia masih dikategorikan sebagai nomor 3, pengekspor Kakao terbesar di dunia, dan namun sejak di temukanya cara pembibitan Somatic Embriogenesis, diperkirakan Indonesia bisa menjadi produser kakao terbesar diduni pada tahun 2015 mendatang (source : republika.co.id)

Mendengar Indonesia sebagai produser kopi dan kakao no 3 terbesar di dunia saja persaan sudah sangat bangga dan 5 tahun mendatang sudah bisa menjadi leader dari kakao produser didunia, patut kita rayakan secara besar-besaran dan kita banggakan, ini tentunya prestasi yang sangat tinggi hanya dalam jangka 25 tahun Indonesia secara serious menanam komoditi ini.

Image: republika.co.id

Tujuan utama pembibitan kakao secara Somatic Embriogenesis konon baru dilakukan hanya di Indonesia, dan baru sukses pada tahun 2008 yang lalu. Saat ini beberapa daerah telah menanam jenis bibit kakao tersebut untuk menjadi pilihan kakao nasional karena sangat tahan hama.

Mendengarberita sukses seperti ini, mestinya seluruh penjuru Indonesia sudah bisa merayakanya dan pemerintah mestinya sudah harus berupaya untuk menyebar luaskan bibit ini ke daerah-daerah penghasil kakao di penjuru nusantara. Sebagai manusia yang normal, kita hanya berpikir bahwa ini mungkin salah satu obat kanker perkeonomian Indonesia, jawaban dari doa-doa kita semua agar petani tidak lagi menghabiskan hasil taninya untuk membeli pestisida, karena jenis kakao ini terbukti jauh lebih tahan hama.

Namun dua tahun setelah pembibitan Somatic Embriogenesis dikembangkan di temukan di laboratorium Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, hingga kini berita dari tersedianya bibit unggul ini belum menjalar secepat yang diharapkan, kenapa?Seaindainya saya menjabat sebagai Menteri Pertanian di negara ini, hal-hal yang seperti inilah yang berada di top list agenda dari misi Departemen Pertaniaan itu sendiri, mempropagasi dan menyebarkan sebanyak mungkin bibit unggul ini kepada petani .

Sangat sedih bahwa penemuan mutahir beginiyang mestinya menjadi pedoman utama untuk mengembangkan pertanian Indonesia dan membantu ekonomi rakyat, sering menjadi permainan politik perdagangan negeri ini seperti yang laporkan di Berita Jawa Timur. Com di link ini. Semestinya pemerintah sudah harus mampu meluangkan waktu untuk melatih lulusan sarjana pertanian kita yang mungkin majoritas saat ini menganggur, agar terlibat dalam propagasi bibit unggul ini, terutama didaerah daerah produser utama serperti Sulawesi Selatan & Sumatra Utara.

Kadang-kadang, sangat susah untuk dipahami secara intellectual, mengapa hal-hal berharga yang sangat mudah dikebangkan begini sebenarnya tidak dikembangkan agar mutu expor komoditi negeri ini lebih terpercaya di mata dunia.

Susah rasanya untuk tidak curiga, bahwa hal-hal seperti ini saja harus masuk kelas permainan politik yang tidak ada sangkut pautnya dengan kemajuan pertanian Indonesia dan ekonomi rakyat yang tidak berdosa. 

Salam Agro

Nelly Andon Br Torus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun