Mohon tunggu...
Connect Indonesia
Connect Indonesia Mohon Tunggu... -

http://www.connect-indonesia.org. Connect Indonesia was founded in January 2000 by a small group of caring individuals who are passionate about Indonesia and who care about its development and its connection to the world. As quoted by Margaret Mead:\r\n \r\n"Never doubt that a small group of thoughtful committed citizens can change the world. Indeed, it is the only thing that ever has"\r\n\r\nThe above quote has strengthen our believes that each and everyone of us can work together to create a team of volunteers to make necessary contributions to help develop Indonesia to become a prosperous nation, literate, independent and globally connected.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apakah Tersikut Orang yang Berbeda Ras (Suku) Itu Sakitnya Lebih Parah?

15 Agustus 2010   16:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:00 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di London, memutuskan untuk menggunakan transport umum ke kantor setiap harinya adalah pilihan hampir semua orang kantoran, terutama memilih naik kereta, karena selain jarang terlambat (cukup on-time), tentunya tidak ada macet-macetan.

Namun naik kereta pagi-pagi mau kekantor itu ada suka dukanya, apalagi kalau kita berangkat persis pada jam-jam berangkat kantor sekitar jam 08.15 pagi.  Namun buat yang tinggal tidak terlalu central, semakin suburb (di pinggiran kota) tempatnya semakin banyak kesempatan untuk mendapatkan tempat duduk. Stasiun tempat saya tinggal itu tidak begitu suburb tidak begitu central, tapi masih selalu dapat tempat duduk kalau berangkat pagi, kapan saja. Nanum semakin dekat perjalanan kereta mendekati setasiun, semakin padat penumpang yang masuk sehingga istilah “siapa yang cepat itu yang dapat” sudah tak bisa dihindari lagi setiap paginya.

Pada saat-saat seperti inilah hal-hal aneh sering terjadi, dimana banyak orang yang masa bodoh, atau cari masalah. Kereta sudah padat seperti ikan sardine kalengan, namun orang-orang dari pintu masih berteriak-teriak “move down please.....we all need to get to work you know”, dengan nada kesal.  Terus terang, banyak memang orang yang sangat masa bodoh, yang tidak mau memikirkan yang lain, mau geser saja ogah-ogahan.  Tentunya perputaran kehidupan ini berlaju terus seperti itu setiap harinya.

Pada saat geser menggeser, dorong mendorong seperti ini kadang-kadang secara tidak terkontrol atau tidak kita sadari, tangan, kaki, kepala, badan bisa tergoncang dan menonjok atau menyentuh orang lain tanpa kita sadari. Namun tentunya tidak semua orang bisa menerima “involuntary” movement seperti itu.

Pada saat seperti ini, sering kita mendengar  perdebatan siapa yang mendorong siapa...., siapa yang nonjok siapa, dlsb.   Sering banget argumentasi seperti ini terjadi dalam kereta padat yang membuat semua penumpang jadi tidak nyaman.  Yang paling sedihnya, lebih parah kalau argumentasi itu terjadi antara orang berkulit hitam dan orang berkulit putih, bisa berat ujung-ujungnya.

Seperti yang saya saksikan hari Jumat kemaren di kereta pada saat saya berangkat ke kantor.  Seorang wanita berkulit hitam, mungkin secara tidak sengaja tersikut oleh seorang pria berkulit putih. Dengan nada super kesakitan dan sangat kesal, si cewek bilang “Owww....you elbowed me” . Si cowok cukup kaget dan berang menjawab dalam self defence, “I did  not” , mustinya kata “oh sorry, did I?” sudah cukup dan perdebatan akan berakhir. Namun argumentasi di teruskan dengan “Yes you did”.......dan dijawab lagi si cowok  ”No I didn’t” akhirnya melangkah ke level argumentasi yang lebih tinggi dan tidak masuk akal.  Para penumpang yang lain pun akhirnya sudah gondok dan ikut bilang “oh....shut up will you?” Namun argumentasi ini berlangsung beberapa menit, yang membuat setiap penumpang harus membesarkan volume dari music yang sedang didengarnya saat itu.

Terus terang, dalam beberapa tahun bekerja dan sebagai commuter kereta di London, saya sudah sering menyaksikan argumentasi seperti ini, terutama dalam kereta bawah tanah (tube), bahwa kalau yang berdebat itu antara orang berkulit hitam dan orang yang berkulit putih, bisa dianalisa bahwa perdebatan bukan hanya sekedar menyangkut sikut menyikut lagi, namun pelampiasan perbedaan ras yang sering terpendam.

Sedih, pada saat kita-kita umat manusia itu terlalu konsentrasi untuk melihat perdedaan yang kita miliki, kita lupa bahwa kesamaan yang kita miliki mungkin lebih besar yang bisa menjadi jembatan persahabatan diantara kita untuk menuju hidup yang lebih damai.

Life is too short and in this sort life...don’t forget to use simple words as often as you can like “Thank you” – when someone being kind to you or give you something. “Sorry” when you feel that you have made mistakes or hurt someone. These two words are so powerful....and yet so easy to apply.  Enjoy your life, just be kind to others...one day you will die happy.

Take care...peace !! :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun