Bulan Juni yang lalu saya menghabiskan libur panjang selama 6 minggu di Indonesia, untuk tujuan research, vacation dan bertemu keluarga, dan selama enam minggu itu, beberapa kali saya harus mengadakan rapat di cafe, namun lebih sering di Sturbucks, karena lebih gampang ditemukan di mana-mana.
Di London, kalau saya ke sturbucks biasanya saya minta cappuccino panas, namun karena panasnya Jakarta, saya lebih sering minum Cappuccino dingin. Tak bisa dipungkiri memang nikmat dan segar, namun setiap saya minum Cappuccino dingin di Jakarta atau kota lainya di Indonesia, saya tidak bisa meneguknya tanpa dibarengi dengan renungan-renungan yang membuat saya sebenarnya tidak menikmatinya 100%. Alasanya adalah......harga cappucion di Indonesia itu lebih mahal dari Cappucino di London.Di Jakarta waktu itu untuk Cappucion dingin saya harus bayar Rp 31,000, sedangkan di London, Cappucion hanya £2 (Rp.26,000). Di New York tentunya lebih murah lagi, karena disana pake Dollar. Oh ya London adalah salah satu negara termahal di dunia.Jadi kenapa kok orang Jakarta mau bayar Cappucino lebih mahal dari London?
Haus atau sok pamer?
Di Indonesia itu memang aneh. Cinta produk luar itu memang sudah menjadi budaya nasional dari jaman bahela, sehingga produk luar seperti Kentucky, McDonald, Pizza Hut mampu menggeser restaurant penggoyang lidah seperti warung padang, soto betawi, atau ayam goring Mbok Berek.
OK, kita memang dulunya ngga punya cafe special untuk kopi sebelum sturbucks datang ke Indonesia. Cafe2 keren untuk tempat rapat itu hanya dijumpai di hotel2. Indonesia memang bukan negara yang mengkonsumsi kopi dalam jumlah tinggi, tapi......apakah pantas kita harus menyisihkan tabungan kita setetiap bulanya untuk bisa happy-happy di Sturbucks?
Rasanya tidak pantas kalau kopi dari petani itu dibeli dengan harga sangat rendah, dan dijual dengan harga yang lebih tinggi dari Inggris atau USA?Kopinya mungkin dari Sumut, Bali, Jawa atau Sulawesi, di gongseng dan digiling di dapurnya sturbucks itu sendiri, memakai tenanga local murah meriah, jadi alasan apa yang mereka pake untuk mengumbar harga setinggi itu? NO IDEA!!!
Tapi namanya orang Indonesia “Cinta buatan luar” itu sangat tinggi, sehingga sering lupa bahwa yang dibeli itu bukan barangnya.....tapi brandnya (namanya).
Ah well....seperti yang kita semua ketahui....gengsi itu makan duit. Tapi, mikirlah sebelum kau meneguk secangkir kopi “Are you being served well, or are you being cheated?”
Have a great day. !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H