Setiap tahun, Sekolah Dian Harapan akan mengadakan suatu acara yang dapat mendorong murid-murid, guru, staff, bahkan OB dan satpam untuk membaca. Acara ini disebut dengan Pekan Buku. Dalam satu pekan di bulan Februari, kita semua akan diberi jadwal membaca buku yang akan ditandai dengan bel membaca 3 kali dalam sehari. Oleh sebab itu, kita harus selalu membawa buku cerita di pekan buku ini. Pembacaan buku dimulai dari hari Senin sampai Kamis. Sedangkan pada har Jumat, itu merupakan puncak acara dimana semua siswa dan beberapa guru akan dibagi menjadi beberapa kelompok dengan menggabungkan siswa dari semua angkatan. Pada puncak acara ini, osis juga turut membantu dalam menjaga pos-pos permainan.
Setiap tahunnya, tema yang diangkat berbeda-beda berdasarkan buku yang dipilih oleh guru-guru. Pada bulan Februari tahun 2019 ini, buku yang diangkat menjadi tema pekan buku adalah "Misteri Kota Topeng Angker". Buku tersebut menceritakan tentang keberanian seorang anak yang mencari ayahnya yang hilang dengan memecahkan misteri-misteri yang ditinggalkan ayahnya. Pada suatu pagi, Danu bangun dan mendapati ayahnya telah lenyap. Ayah hanya meninggalkan pesan rahasia dengan tinta tak terlihat. "Temukan 5 topeng." Begitu isi pesan tersebut. Danu menemukan satu topeng kuno berwajah angker di dalam kompartemen tersembunyi di ransel ayahnya. Ia bertualang keliling kota mengikuti berbagai petunjuk untuk mendapatkan empat topeng angker lainnnya. Dari menemui nenek yang tampak tak waras sampai tanda panah yang terburat dari darah di gudang tua. Tetapi, Danu tak sendiri. Ada Si Sepatu Ular, Si Parau dan si Gigi Emas yang juga mengincar kelima topeng itu. Dan, mereka tak segan-segan untuk menyakitinya demi topeng-topeng itu! Menarik bukan? Dari kisah tersebut saya dapat belajar banyak hal, salah satunya adalah bahwa kita harus pantang menyerah dalam memecahkan berbagai permasalahan.
Pada puncak acara yaitu pada hari Jumat, siswa dari TK sampai kelas 12 diacak menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok akan memasuki pos-pos permainan yang sudah disiapkan oleh pengurus osis dan guru-guru. Pos-pos permainan ini merupakan penggalan-penggalan kisah yang diambil dari buku "Misteri Kota Topeng Angker" dan dijadikan suatu permainan. Di akhir dari setiap pos, akan dibahas kembali makna dari permainan tersebut. Kebetulan saya merupakan pengurus osis pada saat itu dan saya pun ikut berpartisipasi di dalam pos-pos permainan. Di dalam pos saya, siswa-siswa diajak untuk mengenal rempah-rempah Indonesia lebih lagi. Ini diambil dari bagian cerita dimana tokoh utama mencoba makanan-makanan. Dari permainan ini, kita diajarkan untuk bersyukur karena Tuhan sudah memberikan kita kemampuan untuk melihat, mencium, dan meraba sehingga kita dapat membedakan berbagai macam rempah-rempah. Di akhir hari, untuk membungkus acara pekan buku ini, semua siswa dikumpulkan di lapangan basket untuk menonton beberapa pertunjukan yang sangat menarik dari guru-guru dan siswa. Ada yang menyanyi, menari, dan bahkan membacakan pidato. Banyak sekali hal yang dapat saya pelajari dari acara ini dan pastinya ini merupakan pengalaman yang tidak akan saya lupakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H