Kita Tidak Pernah Belajar Bahkan dari Kerajaan Halu Sekalipun
Saya juga berfikir banyak yang akan melewatkan tulisan ini karena membawa wacana yang sudah basi, tapi masalah nya bukan nya di jadikan pelajaran bagi kita melainkan terus menerus mengulangi kesalahan yang sama, saya yakin walaupun entah itu kapan fenomena serupa akan terjadi di negeri ini.
"Jika pelawak di tangkap siapa yang akan mengalihkan perhatian kita dari buruk nya nasib warga, hidup yang celaka dan yang tinggal di negara ini"
Anggap lah keraton - keraton aneh itu delusi, halusinasi tetapi menurut saya yang namanya halusinasi itu di butuhkan, di inginkan, di sukai ada benar nya kata bung rocky gerung. Film - film Hollywood yang kita kagumi itu jelas halusinasi, Thor dengan 9 dunia? Kaisar? Kerajaan? Berapa juta orang yang menonton, berapa milyar uang yang didapat dari film itu, bisnis halusinasi itu sangat kita sukai faktanya.
Kemarin ada kerajaan yang di katakan halu, aneh kemudian mereka di penjarakan, tapi kita tidak sadar sebenarnya kemunculan mereka itu adalah tuntutan pasar atas keinginan masyarakat untuk menciptakan halusinasi nya terwujud lalu kita saksikan ramai - ramai.
Sunda empire, keraton sejagat, ubur - ubur (paling epic namanya nih) dan sebagai nya kemudian kita menertawakan mereka lalu kenapa di lain sisi kita melaporkan nya dan masih menertawakan mereka walaupun sudah ada di dalam penjara.
Sudah terlalu banyak yang mengkritik mereka, tulisan ini adalah kritik untuk kita, untuk anda, untuk kelen, untuk pemerintah dan media masa. Kita melakukan kritik bersama bahwa sebenar nya kita lah dalang nya kita yang merasa benar, merasa pintar, merasa pantas untuk menertawakan mereka, padahal yang di penjarakan itu hanyalah wayang saja.
Kenapa kita harus mengkritik diri kita sendiri ?
1. Media Masa
Kita sering lihat pertanyaan seperti ini di media,
"Kenapa tiba - tiba sekarang bermunculan kerajaan Halu?"
Dalam media masa tidak pernah ada yang nama nya istilah tiba - tiba yang ada baru saja di beritakan oleh media hari ini. Kenapa seperti itu? Karena media di kendalikan untuk mendapat ke untungan bukan keinginan untuk menyampaikan sesungguhnya apa yang terjadi.