Mohon tunggu...
Neli Marlina
Neli Marlina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Neli Marlina, mahasiswi Universitas Pancasakti Tegal menempuh progran studi Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Memiliki kegemaran bereksplor mengunjungi tempat yang belum banyak jejak kaki manusia, mempunyai pribadi yang gemar bercerita dan bisa beradaptasi dengan semua kalangan. Kegiatan selama menjadi mahasiswi di universitas saat ini adalah dengan berorganisasi, selain menambah relasi dan awasan, berorganisasi juga memberikan cara kita bersudut pandang yang benar.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Merger XL Axiata dan Smartfren: Transformasi Lanskap Telekomunikasi Indonesia

4 Januari 2025   23:17 Diperbarui: 4 Januari 2025   23:04 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Merger & akuisisi adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang pengakusisi mengambil alih semua aset dan kewajiban perusahaan yang sudah dijadikan tujuan merger & akusisi.  Perusahaan yang di-merger kemudian akan dibubarkan dan berhenti operasi.  Merger dilakukan untuk menciptakan nilai bagi para pemegang saham. Lebih tepatnya, bahwa transakasi ini dilakukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomis melalui penggabungan sumber-sumber daya dua unit atau dua perusahaan.

Menurut Hitt (2022) banyak keuntungan yang didapatkan perusahaan jika melakukan merger antara lain yaitu tenaga ahli yang meningkat, pendistribusian barang, sistem manajemen, peralihan ilmu pengetahuan dalam bidang teknologi, dan beban produksi barang yang lebih hemat. Sehingga dalam rangka peningkatan kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan maksimal dengan penggabungan usaha tersebut. Merger antara XL dan Smartfren berpotensi mengubah persaingan industri telekomunikasi di Indonesia. Dengan merger ini konsumen berharap pada peningkatan kualitas layanan  da jaringan yang luas. Tetapi, merger senilai Rp. 104T juga membawa tantangan misalnya tentang harmonisasi budaya perusahaan dan integritas yang tinggi.

Indosat Ooredoo -- Hutchinson melakukan merger pada 28 Desmber 2021 setelah
melakukan berbagai macam proses, akhirnya OJK secara resmi merestui pembentukan Indosat
Ooredoo Hutchinson (IOH). Merger ini menjadikan IOH sebagai perusahaan telekomunikasi
terbesar kedua dengan pendapatan sekitar Rp 43 triliun per tahun. Pada tahun yang sama
Smartfren juga melakukan merger dengan Moratelindo. Merger ini ditujukan sebagai upaya
Smartfren untuk memperluas jaringan 5G yang ada di Indonesia. Selanjutnya ada XL Axiata
dengan Link Net, sama halnya dengan Smartfren, merger XL Axiata -- Link Net juga ditujukan
sebagai penambahan kemampuan operasional perusahaan dalam mengembangkan pelayanan
XL Axiata untuk masyarakat agar semakin mudah untuk mengakses internet. Secara garis besar
merger & akuisis meningkakan kinerja perusahaan

Dengan adanya merger ini, akan terbentuknya PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk untuk berambisi bersaing dengan Telkomsel yang sampai saat ini masih dominan di pangsa pasar masyarakat indonesia. Di sisi lain, proses dan kekhawatiran akan menjadi tantangan keberlanjutan merger ini. Jika di kelola dengan baik, Merger ini dapat menjadi ladang keuntungan dan profit yang sangat besar. Transformasi ini masih menjanjikan, namun akan membutuhkan waktu dan komitmen yang  benar-benar optimal bagi semua pihak Dari sisi positif, merger ini berpotensi untuk memperkuat daya saing kedua perusahaan dengan menciptakan entitas yang lebih besar dan lebih efisien. Gabungan kedua perusahaan tersebut dapat meningkatkan kualitas jaringan, baik dalam hal kecepatan maupun cakupan, yang sangat penting dalam era transformasi digital yang semakin cepat. Dengan infrastruktur yang lebih kuat, mereka bisa memberikan layanan data yang lebih stabil dan lebih cepat, baik untuk pengguna individu maupun bisnis. Selain itu, merger ini juga berpotensi menciptakan efisiensi biaya yang lebih besar. Dengan lebih sedikit tumpang tindih dalam hal operasi dan jaringan, perusahaan gabungan bisa mengurangi biaya operasional dan meningkatkan profitabilitas. Ini tentu saja bisa membawa manfaat bagi konsumen dalam bentuk harga yang lebih kompetitif atau lebih banyaknya inovasi dalam produk dan layanan.

Namun, di sisi lain, merger seperti ini juga bisa menimbulkan dampak negatif, terutama terkait dengan persaingan di pasar. Dengan penggabungan dua pemain besar, pasar telekomunikasi Indonesia akan memiliki satu entitas yang jauh lebih dominan, yang berpotensi mengurangi persaingan. Dalam kondisi persaingan yang lebih rendah, bisa saja terjadi peningkatan harga atau penurunan kualitas layanan, meskipun di Indonesia terdapat regulasi antimonopoli yang bertujuan untuk mencegah praktik semacam ini.

Faktor-faktor yang dapat mendorong dilaksanakannya penggabungan, peleburan, dan
pengambilalihan sektor telekomunikasi diantaranya:

  • Pertumbuhan investasi yang agresif, dukungan regulasi, tarif yang rendah serta menurunnya biaya jaringan dan handset,
  • Kompetisi yang semakin ketat,
  • Sinergi peluang untuk pertumbuhan bersama,
  • Pengembangan teknologi telekomunikasi,
  • Deregulasi industri dalam menyediakan layanan konvergensi,
  • Dorongan untuk menciptakan nilai baru (produk inovatif).

 

KESIMPULAN

Merger antara XL Axiata dan Smartfren memiliki potensi besar untuk mengubah dinamika industri telekomunikasi Indonesia, dengan menciptakan entitas yang lebih besar, efisien, dan mampu bersaing lebih kuat dengan pemain utama seperti Telkomsel. Penggabungan ini dapat meningkatkan kualitas layanan, memperluas jaringan, serta menciptakan efisiensi biaya yang lebih besar, yang pada akhirnya dapat memberikan manfaat bagi konsumen melalui harga yang lebih kompetitif dan layanan yang lebih inovatif.

Namun, merger ini juga menghadirkan tantangan yang tidak kecil, terutama dalam hal harmonisasi budaya perusahaan dan proses integrasi. Selain itu, meskipun ada potensi efisiensi, pengurangan jumlah pemain besar di pasar berisiko mengurangi tingkat persaingan, yang dapat berdampak pada kualitas layanan atau harga. Oleh karena itu, keberhasilan merger ini sangat bergantung pada bagaimana proses integrasi dilakukan dengan hati-hati, serta bagaimana regulator menjaga agar pasar tetap kompetitif dan tidak merugikan konsumen.

Secara keseluruhan, meskipun tantangan ada, jika dikelola dengan baik, merger ini bisa membawa keuntungan besar bagi kedua perusahaan dan bagi industri telekomunikasi Indonesia, terutama dalam meningkatkan infrastruktur dan mendukung perkembangan layanan digital yang lebih maju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun