Judul Buku    :  Orientasi ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu
Penulis       : Prof. Dr. Mukhtar Latif, M.Pd.
Penerbit      : Prenada Media Grup
Tahun Terbit   : 2016
Buku yang berjudul " Orientasi ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu " merupakan sebuah buku pengantar yang ditujukan kepada mahasiswa S-1 maupun doctor sebagai penunjang membantu dalam berfikir nalar atau logika. Buku ini sekaligus membantu keluasan nalar atau logika supaya tidak hanya terbatas pada pengalaman hidup, maupun dari bahan bacaan yang pernah melekat dalam benaknya, melainkan untuk mengonstruksikan keahlian dalam berfikir nalarnya.
Hakikat Filsafat Ilmu
Pada hakikatnya, filsafat merupakan induk dari segala ilmu, karena pada dasarnya ilmu filsafat telah membawa kita kepada suatu fenomena yang terdiri dari banyak siklus atau rangkaian pengetahuan yang akhirnya membentuk suatu konfigurasi ( proses dalam membentuk sesuatu ) dengan mengibaratkan bagaimana pohon ilmu pengetahuan itu tumbuh dan berkembang dengan subur sebagai fenomena kemanusiaan dan akhirnya membentuk banyak cabang ilmu pengetahuan. Jadi, bisa dikatakan bahwa filsafat ilmu adalah suatu cabang ilmu yang menelaah tentang kefilsafatan (kerangka berfikir) dalam rangka menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, baik dari segi ontologis(wujud), epistimologis(nama dari wujud), maupun aksiologis(pengertian dari wujud) yang berproses secara mendalam bersifat sistematis dan spekulatif. Menurut Muhammad Adaib, membagi dua objek filsafat meliputi Objek Material ( yang dibahas sebagai bahan ) dan Objek Formal. Sedangkan metode filsafat ilmu terbagi menjadi 9 : Kritis, Intuitif, Skolastik, Geometri, Filsafat, Transedental, Fenomologis, Neopostivistis, dan Analitika Bahasa. Jadi, dapat dipahami bahwa tujuan filsafat adalah sebagai implikasi atau hasil penelitian bagi seorang ilmuan atau akademisi sebagai dasar dalam memahami ilmu pengetahuan.
Filsafat dan Sejarah Perkembangan Ilmu
Pada dasarnya, filsafat pertama kali muncul di Yunani pada abad ke-7 SM. Filsafat muncul secara tidak sengaja ketika orang-orang waktu itu tengah memikirkan dan berdiskusi tentang keadaan alam, dunia, dan manusia serta lingkungan sekitar mereka. Yang pada ketika itu mereka memutuskan untuk tidak menggantungkan pada agama lagi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan berusaha menggunakan kemampuan akal mereka. Dalam perkembangannya, filsafat dibedakan berdasarkan latar belakang wilayah (dipengaruhi pertama kali muncul dalam suatu daerah) terbagi menjadi 10 yaitu : Filsafat Barat, Yunani Kuno, Yunani, Abad Pertengahan, Modern, Postmoderenisme Kontemporer, Filsafat Timur, Filsafat Dunia, Filsafat India, dan Filsafat Tengah.
Dasar dan Jenis Ilmu Pengetahuan
Dasar ilmu pengetahuan secara realitanya yaitu bertolak dari ontology, epistemology, dan aksiologinya, karena pada dasarnya manusia dapat membedakan anatara hal-hal yang telah ia lihat menggunakan pancainderanya. Pada dasarnya, ilmu ontologis itu membahas tentang hakikat wujudnya suatu benda baik secara jasmani dan rohani. Jadi, dasar tersebut bisa terdefinisikan ketika ada keberadaan suatu benda yang telah dilihat. Sedangkan dasar epistemologi membahas tentang hakikat dan lingkup pengetahuan tersebut yang diperoleh dari dasar ontologis suatu hal tentang pengetahuan, pengandaian, dan dasar-dasar serta pertanggung jawabannya. Dari hal tersebut maka kemudian akan muncul mengenai teori-teori yang mengacu pada nilai etika dan estetika sebagai perwujudan dari epistemologi yang disebut dengan aksiologi. Sedangkan pengetahuan manusia adalah sebuah kebenaran, kebenaran sendiri adalah pengetahuan, jadi dalam kehidupan manusia terdapat berbagai pengetahuan.