Di Dalam iklan top coffe ini menggunakan teori dari Peirce dimana ia yang membagi tanda menjadi tiga kategori: ikon, indeks, dan simbol. Dalam konteks iklan ini, ikon yang paling mencolok adalah sosok Iwan Fals, seorang musisi legendaris Indonesia yang dikenal luas. Kehadirannya dalam iklan berfungsi sebagai representasi dari nilai-nilai budaya dan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap kopi. Kemudian indeks juga ditandai dengan elemen-elemen seperti tiga bungkus Top Coffee dan tanda tangan Iwan Fals. Elemen-elemen ini menunjukkan keterkaitan langsung antara produk dan figur publik, yang diharapkan dapat menarik perhatian konsumen dan membangkitkan rasa percaya terhadap kualitas kopi tersebut. Selain itu, penggunaan tanda seru (!) dalam iklan juga berfungsi sebagai indeks yang menekankan urgensi untuk mencoba produk ini. Sedangkan simbol dalam iklan Top Coffee mencakup logo Wings Food dan MUI (Majelis Ulama Indonesia), yang memberikan legitimasi tambahan terhadap produk. Simbol-simbol ini menciptakan asosiasi positif di benak konsumen, mengaitkan Top Coffee dengan kualitas dan kehalalan. Dengan ini, dapat dilihat bahwa iklan Top Coffee bukan hanya sekedar mempromosikan produk, tetapi  menyampaikan pesan yang lebih dalam tentang identitas budaya Indonesia. Iklan ini menggugah masyarakat untuk mengubah kebiasaan minum kopi mereka dengan memilih Top Coffee sebagai pilihan utama, sehingga menciptakan citra bahwa mengkonsumsi kopi berkualitas adalah bagian dari gaya hidup modern yang berani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H