Seorang ahli bahasa asal Swiss Ferdinand de Saussure. Dia adalah seorang penulis linguistik modern.
 Krisdaraksana pada tahun 2005 menulis bahwa bahasa adalah sistem tanda, atau tanda dipandang terdiri dari dua unsur: penanda dan petanda.
 Bagi Saussure, tanda adalah  sistem  bahasa yang menghubungkan bunyi dan bentuk (penanda) dengan konsep dan makna (petanda).
 Menurut Saussure, struktur dan unsur suatu tanda adalah bentuk fisik seperti kata atau bunyi, dan petanda adalah konsep yang diacu oleh penanda.
 Pendekatan sistem semiotik Saussure mendefinisikan tanda sebagai bagian dari sistem bahasa yang terstruktur dan tertutup di mana hubungan antara penanda dan petanda dalam bahasa bersifat konvensional dan sewenang-wenang, serta tidak mempunyai hubungan langsung dengan dunia nyata Dalam ilmu linguistik, melihat simbol-simbol dalam kerangka suatu sistem linguistik, menggunakan perspektif sinkronis (memandang bahasa pada suatu titik waktu tertentu).
 Charles Sanders Peirce, sebaliknya, adalah pionir pemikiran  pragmatisme.
 Ia juga  seorang ahli logika yang memperkenalkan kembali semiotika sebagai bagian dari linguistik.
 Begitu pragmatisme dan semiotika, Peirce mempelajari banyak bidang keilmuan, dengan sastra, kriminologi, dan agama.
 Menurut Charles Sanders Peirce, konsep tanda adalah hubungan antara tiga unsur: representatif (tanda itu sendiri), interpretant (penafsiran tanda), dan  objek (objek yang direpresentasikan).
 Peirce yakin tanda ini terbuka untuk ditafsirkan.
 Menurut Peace, struktur dan unsur suatu tanda terdiri dari tiga unsur utama: representasi, unsur penafsiran, dan objek.
 Ketiga elemen ini menggambarkan hubungan di mana simbol mewakili  objek dan menimbulkan interpretasi.
 Representasi adalah wujud fisik suatu tanda, objek adalah apa yang diacu, dan interpretasi adalah makna yang dipahami oleh penerimanya.
 Menurut Peace, pendekatan sistem tanda merupakan bagian dari proses semiotik yang dinamis dan terbuka.
 Hubungan antara suatu tanda dan suatu objek dapat bersifat langsung (simbol), sebab akibat (indeks), atau konvensional (simbol).
 Peirce melihat tanda dalam  konteks dan situasi yang berbeda, sehingga proses penafsirannya lebih terbuka.
 Ringkasnya, Saussure membagi tanda menjadi dua komponen dan  sistem linguistik tertutup, sedangkan menurut Peirce, pendekatan interpretasi tanda yang lebih terbuka membagi tanda menjadi tiga komponen.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI