Mohon tunggu...
Nelfi Syafrina
Nelfi Syafrina Mohon Tunggu... -

Penulis.Guru ekskul menulis SDIT Al Muchtar Bekasi\r\nhttp://nelfisyafrina.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

[FFA] Jimat

18 Oktober 2013   13:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:22 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13820792072013570361

By Nelfi Syafrina  No 406 Foto diambil dari google image

Vei dan teman-temannya baru pulang sekolah. Ia terlihat bergegas menuju rumah. Matahari bersinar begitu terik, membuatnya sangat haus. Beberapa kali Vei mengusap peluh yang mengalir di keningnya.

Ketika menyeberangi jalan, mata Vei melihat secarik kertas. Seperti kebiasaannya, Vei memungut kertas itu untuk dibuangnya ke tong sampah. Sayangnya tidak ada tong sampah di sekitar Vei. Vei lalu memasukkan kertas itu ke kantong bajunya.

“Nanti, di rumah saja ku buang sampah ini,” gumam Vei sambil meneruskan langkahnya.

“Assalamualaikum,” Vei membuka pintu rumahnya. Tidak ada yang menyahut. Vei yakin ibu masih di pasar. Ibunya memang berjualan di pasar membantu ayah. Mereka punya toko kelontong di pasar yang tak jauh dari rumah. Ia masuk ke rumahnya. Dilemparkannya tas ke kursi. Ia buru-buru menuang air ke gelas. Lalu meneguknya hingga habis.

“Vei! Main yuk!” terdengar suara Ken memanggil. Ken sahabatnya. Mereka selalu bersama. Teman-temannya sering meledek Vei seperti cowok. Mungkin karena Vei suka bermain dengan Ken. Apalagi Vei juga suka memanjat pohon dan bermain layangan bersama Ken. Mereka sudah seperti saudara.

Vei berlari ke pintu,“sebentar Ken! Aku baru saja sampai,” sahut Vei. “Duduk dulu deh, aku ganti baju dulu ya?” Vei berlari ke kamarnya. Beberapa menit kemudian Vei sudah kembali dengan baju rumahnya. Kaos dan celana selutut, pakaian Vei sehari-hari. Di tangannya ada secarik kertas.

“Kertas apaan tuh Vei?” Ken memandangi kertas yang di tangan Vei dengan rasa ingin tahu.

“Aku menemukannya di jalan, tadinya ku pikir ini sampah. Tapi coba kamu lihat deh,” Vei menyerahkan kertas itu kepada Ken.

Kening Ken berkerut. Ia bingung membaca tulisan yang ada di kertas itu. Baru sekali itu ia melihat tulisan seperti itu. “Jimat kali Vei,” ujarnya ragu.

“Jimat.., Jimat apaan?” Vei kembali memperhatikan kertas itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun