Mohon tunggu...
Nelfi Syafrina
Nelfi Syafrina Mohon Tunggu... -

Penulis.Guru ekskul menulis SDIT Al Muchtar Bekasi\r\nhttp://nelfisyafrina.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Demam Berdarah Mengintai Kita

17 Juli 2014   15:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:05 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14055611431321456509

Tanggal 24 Juni 2014 lalu, saya diuji Allah dengan sebuah penyakit. Saya harus dirawat karena dokter menemukan gejala penyakit demam berdarah dalam darah saya. Suhu tubuh saya yang naik turun selama lebih dari 3 hari ditambah dengan rasa nyeri di beberapa sendi tubuh saya. Dokter UGD sebuah rumah sakit swasta di Bekasi, akhirnya meminta saya melakukan pemeriksaan laboratorium.

Ternyata hasil dari pemeriksaan darah tersebut terdapat indikasi yang mengarah ke penyakit demamberdarah. Nilai trombosit saya saat itu masih normal, tapi sudah nyaris diambang batas normal. yaitu 155.000. Normalnya 150.000 - 500.000. Demikian juga dengan nilai leukosit dan hematokrit darah saya yang sudah sedikit di bawah normal.

"Sebaiknya Ibu dirawat. Saya khawatir, jumlah trombosit ibu akan kembali turun, karena proses penyakit demam berdarah ini. Kecuali kalau ibu bersedia bedrest di rumah dan minum yang banyak. lalu besok datang lagi ke sini untuk pemeriksaan darah ulang. Kalau trombosit ibu masih turun, besok ibu harus dirawat," putus dokter muda tersebut. Saya mengangguk lemah. Saya juga tidak bisa memastikan di rumah, saya akan bisa beristirahat dengan benar. Karena sebagai ibu rumah tangga dan sebagai penulis, agak susah meluangkan waktu untuk istirahat yang sebenar-benarnya di rumah.

"Saya dirawat sajalah Dok," sahut saya. Karena sebagai seorang perawat, saya juga pernah merawat pasien dengan demam berdarah. Apalagi dulu, sekitar sebelas tahun yang lalu, saya juga pernah menderita penyakit yang sama. Jadi saya tidak mau mengambil resiko mengalami penurunan trombosit akibat kurang istirahat dan kurang cairan.

Akhirnya, saya pun diinfus. Lalu dibawa ke ruang perawatan. Dokter internis yang merawat saya, datang ke kamar rawat setelah beberapa jam kemudian. Sama seperti pesan dokter UGD, beliau juga berpesan bahwa obat untuk virus Dengue ini tidak ada. Yang ada hanya obat untuk meredakan panas dan nyeri yang melanda tubuh saya. Selebihnya saya harus memperbanyak cairan yang masuk selain cairan infus. Dan satu lagi, saya juga harus makan yang cukup dan seimbang, agar daya tahan tubuh saya meningkat. Dengan begitu, diharapkan penurunan trombosit yang memang menjadi proses dari penyakit demam berdarah, diharapkan tidak terlalu drastis.

"Proses penyakit demam berdarah ini dimulai sejak hari pertama samapai hari ke enam demam ya Bu. Saat itu suhu tubuh ibu akan naik turun. Trombosit, leukosit dan hematokrit dalam darah ibu biasanya akan turun juga dalam enam hari itu. Insyaallah pada hari ke tujuh, mereka akan mulai naik. Jadi untuk menghindari penurunan drastis dari semua komponen darah yang saya sebutkan tadi, saya sarankan ibu minum yang banyak. nanti perawat akan mencatat intake dan output ibu," jelas sang dokter.

Saya kembali mengangguk lemah. "Padahal sebelum suhu tubuh saya naik hari sabtu kemarin, saya baik-baik saja loh Dok," ujar saya berusaha menenangkan diri.

"Masa inkubasi penyakit ini dimulai sejak ibu digigit nyamuk demam berdarah atau aedes aigypti hingga 15 hari setelah itu. Jadi ibu nggak merasakan apa-apa dalam 15 hari itu. Nah pada hari ke 15 atau ke 16 ibu baru mulai panas," sahut dokter.

"Tapi rumah saya sudah bebas dari genangan air dokter,"

"Mungkin saja ibu tertular dari penderita lain. Nyamuk aedes aigypti yang menggigit ibu, sebelumnya sudah menghisap darah pasien demam berdarah. Jadi ini bisa terjadi di mana saja. Bisa di rumah, di sekolah, di mal, di taman bermain, atau di mana pun ibu berada saat itu."

Saya mengangguk lagi. Tiba-tiba saya teringat, salah satu tetangga saya baru saja dirawat karena penyakit ini. Mungkin saja nyamuk yang menghisap darah tetangga saya itu yang menularkan penyakit ini pada saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun