Mohon tunggu...
Nela Vitriani
Nela Vitriani Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja sebagai Layouter dan fotografer majalah POTRET sekaligus penulis. Aktif sebagai freelance reporter website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Banda Aceh. Dosen Luar Biasa di fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry. Sekaligus penyiar Radio Nikoya FM.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Harusnya Museum Menjadi Sarana Edukasi

28 Desember 2012   08:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:54 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nela Vitriani Photography

Banda Aceh - Mendengar kata ‘museum’ identik dengan benda-benda purba atau langka yang telah jarang ada di sembarang tempat (antik). Terdapat anekdot yang mengatakan kecenderungan masyarakat mengunjungi museum hanya dua kali seumur hidup, yaitu saat mengenyam pendidikan seperti sekolah atau kuliah dan saat telah memiliki cucu.

Rahmadhani Sulaiman, M.Bus, Kepala Museum Tsunami Banda Aceh, saat menghadiri acara Sosialisasi Duta Museum Aceh 2012 di Hotel Grand Nanggoe Banda Aceh (11/12/2012) mengatakan, “Pelajar baru akan mengunjungi museum saat memperoleh tugas dari sekolah atau kampus. Kedua, saat kita telah memiliki cucu barulah akan mengunjungi museum sekedar untuk memperkenalkan sejarah kepada generasi penerus. Padahal museum dapat dijadikan sarana edukasi yang baik untuk segala kalangan usia”.

Di sela-sela acara, Rahmadhani mengajukan beberapa pertanyaan dan masukan yang diharapkan dapat menjadikan museum tak hanya sebagai sarana wisata tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat.

“Anekdot yang menjadi pencitraan negatif terhadap museum inilah yang harus kita hilangkan. Sehingga diharapkan dengan adanya Duta Museum dapat menciptakan berbagai program yang menarik sehingga masyarakat dapat secara rutin mengunjungi museum” katanya.

Museum memiliki banyak cerita yang dapat menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat, misalnya Museum Tsunami yang menyediakan tidak hanya benda-benda peninggalan tsunami tetapi juga memberikan pemahaman dan pelajaran mengenai penanggulangan bencana seperti gempa. Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian khusus agar masyarakat tak hanya mengunjungi museum sekedar untuk berwisata (hanya melihat benda-benda yang ada atau menikmati keindahan arsitektur museum), tetapi juga mendapat ilmu dan pelajaran untuk lebih sigap mengantisipasi bencana yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang.

“Maka ini menjadi tugas bagi Duta Museum untuk menciptakan program-program edukasi dan keislaman. Di antara program kerja yang akan kita lakukan seperti membuat website dan blog tentang museum agar masyarakat dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang museum, kontribusi dan kerjasama antara duta-duta museum seluruh Indonesia, termasuk sosialisasi kapada seluruh museum di Aceh misalnya Museum Tsunami untuk menyediakan infomasi tentang penanggulangan bencana dan tsunami, serta program-program lainnya” jelas Mujiburrizal, Duta Museum Aceh 2012 yang terpilih mewakili provinsi Aceh. [Nela]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun