Pada tanggal 30 Oktober 2022, Nurul Fatimah dan Nelatun Inayah, Mahasiswa PKL SKM Penggerak UNNES Tahun 2022  menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi  serta Demo Masak Kreasi Menu PMT dengan memanfaatkan daun kelor. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai desa Desa Karangsari, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen.Â
PKL SKM Penggerak ini merupakan program MBKM melalui membangun desa dan magang/praktik kerja yang dilaksanakan oleh Prodi Kesehatan Masyarakat UNNES dalam bentuk kegiatan praktik kerja lapangan mahasiswa melalui pendekatan institusi dan komunitas (desa/kelurahan dan sekolah). Tujuan dalam program SKM Penggerak ini yaitu untuk mendiagnosis dan melaksanakan upaya pemecahan masalah kesehatan berbasis bukti (evidence-based decision making) di lokus institusi.
Masalah kesehatan yang diangkat dalam kegiatan PKL ini yaitu Stunting. Stunting merupakan kekurangan gizi pada bayi di 1000 HPK yang berlangsung lama (kronis) dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak (BKKBN, 2021). Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Desa Karangsari (Bapak Endrata), Ketua PKK Desa Karangsari, para kader, dan ibu-ibu yang memiliki Balita.Â
Kegiatan ini diawali dengan presentasi yang menjelaskan tentang stunting, cara pencegahan, dan PMT. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak yang disebabkan karena kekurangan gizi kronis. Salah satu tindakan pencegahan stunting yang dapat dilakukan yaitu dengan PMT (Pemberian Makanan Tambahan). Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) merupakan program intervensi untuk anak-anak yang kurang gizi dengan tujuan untuk meningkatkan status gizi anak serta untuk mencukupi kebutuhan gizi anak agar tercapainya status gizi dan gizi yang sesuai dengan anak-anak tersebut.
Jenis PMT yang sering kita jumpai biasanya berbentuk biscuit. Selain dalam bentuk biscuit, kita juga bisa membuat PMT dalam bentuk lain. Pada kegiatan kali ini kita akan membuat Kreasi Menu PMT yang memanfaatkan daun kelor. Daun kelor (Moringa Oleifera) merupakan tanaman yang banyak manfaatnya yang kaya dengan vitamin dan mineral.Â
Daun kelor dilaporkan memiliki kandungan protein (19-29 persen), serat (16-24 persen), lemak, karbohidrat, mineral, kalsium, magnesium, fosfor, besi, sulfur, asam oksalat, vitamin A, vitamin B (Kolin), vitamin B1 (thiamine), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3, vitamin C dan vitamin E.Â
Dalam suatu penelitian, menyebutkan bahwa daun kelor memiliki kandungan betakaroten 4 kali wortel, 3 kali potassium pisang, 25 kali zat besi bayam, 7 kali vitamin C jeruk, 4 kali kalsium susu, serta 2 kali protein yogurt. Kandungan tersebut sangat diperlukan untuk pertumbuhan. Rata-rata masyarakat kurang menyukai daun kelor dikarenakan memiliki bau langu, sehingga perlu adanya inovasi dalam mengolah daun kelor menjadi suatu produk yang dapat diterima masyarakat
Setelah melakukan presentasi, kegitan dilanjutkan dengan melakukan demo masak. Menu kreasi PMT kali ini yaitu Moringa moss corn pudding dan Nugget tempe. Kedua menu ini dimasak menggunakan bahan daun kelor. Demo masak dilakukan dengan mempraktekan cara memasak 2 menu tersebut secara langsung dihadapan para peserta. Selain itu, kita juga menyiapkan video tutorial masak yang sudah disiapkan dari rumah agar video tersebut dapat ditonton kembali oleh para peserta.