Bulan Ramadan kali ini adalah genap tahun ke empatku di perantauan, jauh dari keluarga dan berusaha untuk mandiri meski serba kekurangan tanpa hangatnya keluarga disisiku. Kalau sudah begitu, kenangan-kenangan kecil muncul begitu saja dibenakku. Teringat akan ibu yang memasak sahur, ayah yang membangunkanku dan kakak-kakakku lalu kami makan bersama, tetapi biasanya aku makan didepan televisi untuk menonton acara sahur kala itu, acaranya lucu dan terkadang aku rindu dengan lawakan seperti itu.Â
Dan sekarang, waktu berjalan dengan cepat yang membuatku sadar bahwa kita semakin dewasa dan orangtua semakin menua. Karena aku yang masih kuliah, rumah pasti terasa sepi sekali karena kedua kakakku sibuk dan ada yang sudah menikah. Membayangkan ayah dan ibu makan berdua saja sudah membuat hati ini terasa pilu, inginku cepat pulang dan menemani mereka setiap waktu.Â
Tetapi, bukan menjadi suatu halangan bila jarak memutus romantisme kekeluargaan kami. Kakak dan ibu sering mengirimkan gambar lewat salah satu aplikasi chatting di handphone, ucapan berbuka puasa sampai hidangannya juga loh! Seperti foto dibawah ini, salah satu hidangan berbuka puasa. Dengan melihat gambar ini saja rinduku pada mereka yang jauh disana dapat terobati hehehe.Â
Itulah beberapa bahagiaku yang datang saat bulan Ramadan ini, kehangatan keluarga yang tak pernah hilang meskipun jauh disana dan senantiasa untuk bersyukur dengan apa yang dimiliki sekarang.Â
Selamat berpuasa dan Tebarkan energi positif kesemua orang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H