Mohon tunggu...
Nela Dusan
Nela Dusan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi KFLS dan Founder/Owner Katering Keto

mantan lawyer, pengarang, penerjemah tersumpah; penyuka fotografi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Wahai Pecandu Kebenaran Formil

29 April 2020   20:35 Diperbarui: 29 April 2020   21:37 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo credit: https://pin.it/7H3XmAt

Ini hari ke sekian kita mengurung diri di rumah
Membaca kisah bertukar kabar via sosial media
Hari ini telah kembali ke hadiratNya
Satu dua jiwa diiringi duka seantero dunia
Hari ini kembali berpulang belasan jiwa
Ada dokter, perawat, mereka yang ada di sana
Hari ini kembali tersiar kabar duka
Ratusan orang telah menghadapNya
Hari ini iya hari ini akankah ada lagi keluarga yang kembali berduka?

Tidak ada kematian yang datang mendadak
Tidak mungkin ada kematian yang pura-pura
Mati ya mati telah tertulis di suratan tangan manusia
Sebelumnya, orang biasa bilang si fulan sudah tiada, dikalahkan kanker stadium empat musuhnya sejak 2 tahun yang lalu
Atau ibu fulana telah pergi dengan membawa serta sakit jantungnya, ginjalnya, atau diabetesnya

Kini, siapapun yang mati, hari-hari ini
mendadak tidak terdengar berita sakit ginjal, jantung, diabetes, obesitas, darah tinggi, dan lain-lain sebagai algojo
Entah siapa yang bisa menasehati mereka hingga mendadak semua penyakit itu berubah jadi penyakit yang penyayang dan lembut hati

Kanker yang tak akan mau lagi menebar urat semburatnya di seluruh badan, berebut gula dal darah demikian rakusnya seperti dulu
Ginjal yang tidak lagi menjadi masalah
apalagi sampai menyebabkan keracunan apalagi sampai mematikan
pokoknya tidak mungkinlah
Diabetes, obesitas, jantung hanya tinggal aksesoris belaka

Kini, ratusan atau ribuan jiwa itu melayang hanya karena satu sebab tunggal saja

Maaf jantung, ginjal, diabetes, obesitas, auto imun, kanker...era mengerikan kalian telah sirna

Kalian tidak lagi punya privilege
Merenggut jiwa demi jiwa tanpa dapat dibendung
Seberapa pun digdayanya kalian keluarga metabolic syndrome

Itu dulu
hari ini ribuan nyawa melayang dengan mudahnya 

Bukan pula lewat jalur kalian
Ribuan dan ratusan ribu bahkan jutaan nyawa akan melayang masif atau dimasifkan tanpa peran kalian
Perkenalkan algojo baru telah datang
Covid19, titisan iblis yang kondang

Apa yang mau kalian bantah?
Bisa baca?
Tertulis di sana penyebab kematian: COVID19
Apa yang mau kalian ingkari
Lihat dimana mereka dimakamkan
Di sana bersama para syuhada korban iblis super mungil COVID19

Jelas kan?
Begitu ya
Apa masih kurang bukti COVID19 layak jadi mahluk yang paling ditakuti?
Bahkan radikalisme dan terorisme pun menguap entah kemana

Kita semua bakal mati
Tentu saja kita pasti mati
Tidak semestinya kita takut mati
Karena mati adalah satu-satunya cara berjumpa Dia Sang Maha Kuasa

Jangan takutkan mati
Takutlah ketika kelak kau berdiri di hadapanNya
Kau ditanya
Kenapa kau timpakan setiap dan seluruh kematian pada Covid19?
Yang menggerakan tubuhnya pun tak mampu
Menafikan karunia Tuhan yang sudah dibekali kepada kita sejak lahir
Demi bergantung pada sesuatu yang rendah, obat-obatan, vaksin dan semisal

Apa yang terjadi pada Neutrophil, Mast Cell, Eonisinophils, Basophils, Dendritic Cells, Monocytes, Macrophage dan Natural Killer Cells kalian?
Apa yang terjadi pada TCell dan BCell kalian?
Kau apakan mereka semua?

Akan kah kau berkata
Karena atasanku menyuruh
Karena menteriku menyuruh
Karena presidenku menyuruh
Karena WHO menyuruh
Seperti yang kita semua dengar dan lihat saat ini
Semua sibuk berlindung di balik tameng kebenaran formil
Undang-undang, peraturan menteri, peraturan gubernur, keputusan menteri
Adalah amunisi pasukan pecandu kebenaran formil

Kelak kalian akan bersaksi atas diri kalian
Ketika anggota tubuh kalian bersaksi
Akan kebenaran materil
Saat itu betapa kalian berharap
Dijadikan tanah seperti anjing, babi, harimau, kucing, ular dan lain sebagainya

Kalian berharap bisa kembali ke dunia
Menegakkan kebenaran materil yang sudah kalian bunuh dan singkirkan setiap dan semua buktinya

Bertanggung jawab lah kalian
Ketika akal kalian akan disoal
Buntu diperintah nurani yang telah mati
Masih bisakah kalian melempar soal itu
Kepada sang algojo Covid19?
Dengan dalih akal budiku pun telah dia cemari

-Nela Dusan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun