Siswa SMA Gunakan Diorama untuk Simulasi Evakuasi dan Mitigasi Bencana

Di tengah upaya meningkatkan kesadaran akan kesiapsiagaan bencana, siswa kelas 11 IPS SMAN 1 Probolinggo mengambil langkah inovatif dalam pembelajaran mereka. Dengan bimbingan mahasiswa dari program Asistensi Mengajar, mereka menggunakan diorama sebagai media edukasi untuk memahami jalur evakuasi dan mitigasi bencana alam.

Dalam kegiatan yang berlangsung selama beberapa minggu ini, para siswa secara berkelompok menciptakan diorama yang merepresentasikan berbagai skenario bencana alam seperti tanah longsor, tsunami, gempa bumi, banjir, dan letusan gunung berapi. Setiap kelompok diharuskan untuk tidak hanya menggambarkan situasi bencana, tetapi juga menganalisis dan merancang jalur evakuasi yang efektif serta strategi mitigasi yang sesuai.

"Ini adalah cara yang kreatif dan praktis untuk memahami kompleksitas bencana alam," ujar Nela, seorang mahasiswa yang memimpin proyek ini. "Dengan membuat diorama, siswa tidak hanya belajar tentang teori tetapi juga menerapkan pengetahuan mereka dalam simulasi nyata yang bisa membantu mereka saat menghadapi situasi darurat di masa depan," tutur Rindiani, selaku mahasiswa Asistensi Mengajar juga.

Proses Pembelajaran dan Penerapan Diorama

pribadi_AM_UM'24

Dalam proses pembuatannya, para siswa diberi kesempatan untuk meneliti karakteristik dan dampak dari berbagai jenis bencana alam. Mereka kemudian harus merancang model tiga dimensi yang menunjukkan daerah terdampak serta jalur evakuasi yang mungkin diambil oleh penduduk.

"Kami belajar banyak tentang pentingnya persiapan dan bagaimana setiap langkah dalam evakuasi bisa menyelamatkan nyawa," kata Fahreza, salah satu siswa kelas 11. "Melalui diorama, kita bisa melihat langsung bagaimana bencana mempengaruhi lingkungan dan pentingnya perencanaan yang matang," ucap Dewi sebagai mahasiswa Asistensi Mengajar.

Mengintegrasikan Mitigasi Pra dan Pasca Bencana

pribadi_AM_UM'24

Tidak hanya fokus pada evakuasi saat bencana terjadi, proyek ini juga mendorong siswa untuk mempertimbangkan mitigasi pra dan pasca bencana. Mereka diajarkan tentang pentingnya tindakan pencegahan sebelum bencana terjadi dan langkah-langkah pemulihan setelahnya. Ini termasuk memahami tanda-tanda awal bencana, mengembangkan rencana darurat, dan strategi rehabilitasi untuk memulihkan komunitas yang terdampak.

Menginspirasi Generasi Tangguh Melalui Pembelajaran Kreatif