Berbeda ketika seseorang yang terbiasa dengan makanan hukum dan politik negri, tiba-tiba disuguhkan dengan berita ulang tahun Shireen Sungkar. Komentar macam, "berita ginian diturunin," "apaan neh?" adalah hal biasa, mengingat menurut mereka, seorang Shireen, bukanlah santapan empuk untuk menjadi alat mencaci maki negri sendiri.
Shireen Sungkar, mungkin hanyalah satu diantara selebriti Indonesia, yang kerap di hujat, bukan soal acting, sensasi, atau apa, lebih karena dia adalah salah satu pemain SINETRON Indonesia.
Indonesia bikin sinteron njiplak mulu, atau? ah sinetron, mata melotot, harta, dan kekuasaan. Ya! Seperti itulah makian-makian orang, baik di forum, atau obrolan santai tak ada apresiasi positif untuk Sinetron Indonesia. Kebanyakan ceritanya adalah adaptasi dari telenovela/drama korea, atau soal amnesia, dan anaknya yang selalu tertukar, bahkan sekarang, ada salah satu PH (production house) mengandung mistis. Tak Sehat Bukan??? dan begitu membosankan untuk dinikmati? tak salah memang begitulah cerita basi yang hadir di prime time...
***
Ketika social media, begitu lekat dengan kehidupan kita. Ketika tak ada lagi jarak yang memisahkan, ketika seorang penulis script, dengan cerdik memanfaatkan keadaan. Menerima masukan apa saja dari para fans, untuk membuat cerita inilah, beralur seperti inilah, dan sekarang lahirlah, sinetron Indonesia yang mulai menunjukan perubahan, tak ada lagi mata melotot untuk menghancurkan Si Putih, tak ada lagi teriakan amarah, sudah macam penguasa kita saja? atau mungkin para penulis script memang terinspirasi membuat si antagonis dari para penguasa?
Bahkan tanpa memperlihatkan batang hidungnya, dan dengan senyum jumawa, para penguasa bisa membunuh jutaan rakyatnya. Drama yang hebat!!! Kita tak pernah tahu bukan? mereka sedang ber acting, menggunakan produk dalam negri, seolah menghargai hasil karya anak bangsa, atau demi sanjungan belaka? sungguh, segalanya adalah abu-abu. Mungkin saja kan, penulis begitu mendetail dengan penguasa, dan memvisualisasikan polah mereka... mungkin, :p
***
Lalu? kita masih bisa menghujat sinetron Indonesia lagi? atas dasar apa? kurang kerjaan sekali !!! Tak pernah tengok Negri sebelah kah? Yang bilang, Indonesia hanya mampu mengirikam TKI. Oi... Hasil karya anak bangsa di Negri Sebrang, sungguh sangat di hargai, mereka menyiarkan apa saja sinetron Indonesia, bahkan yang di Indonesia tak lakupun, disana adalah primadona. Bahkan sampai me re-run nya berkali-kali... bangga?
Sepertinya tidak, bagi mereka yang memang sudah menjadikan menghujat adalah sarapan wajibnya, seperti orang syirik tak punya pekerjaan saja. Sinetron kita di ekspor keluar negri, siapa yang untung? Negri kita juga kan?
Jangan Hina Sinetron kita lagi!!! Setidaknya, jangan menghujat apa yang kita hujat, tanpa tahu apa yang sebenarnya kita huja! Produk dalam Negri, siapa lagi jika bukan kita yang mengapresiasi?
Selamat Menikmati Sinetron Kita... Toh sekarang terserah kita bukan?